Sabtu, 26 September 2009


BASIS DATA (DATABASE)

Data, Informasi dan Basis Data
Data merupakan fakta mengenai suatu objek seperti manusia, benda, peristiwa, konsep, keadaan dan sebagainya yang dapat dicatat dan mempunyai arti secara implisit. Data dapat dinyatakan dalam bentuk angka, karakter atau simbol, sehingga bila data dikumpulkan dan saling berhubungan maka dikenal dengan istilah basis data (database) [Ramez2000]. Sedangkan menurut George Tsu-der Chou basis data merupakan kumpulan informasi bermanfaat yang diorganisasikan ke dalam aturan yang khusus. Informasi ini adalah data yang telah diorganisasikan ke dalam bentuk yang sesuai dengan kebutuhan seseorang [Abdul1999]. Menurut Encyclopedia of Computer Science and Engineer, para ilmuwan di bidang informasi menerima definisi standar informasi yaitu data yang digunakan dalam pengambilan keputusan.

Definisi lain dari basis data menurut Fabbri dan Schwab adalah sistem berkas terpadu yang dirancang terutama untuk meminimalkan duplikasi data.

Menurut Ramez Elmasri mendefinisikan basis data lebih dibatasi pada arti implisit yang khusus, yaitu:
a. Basis data merupakan penyajian suatu aspek dari dunia nyata (real world).
b. Basis data merupakan kumpulan data dari berbagai sumber yang secara logika mempunyai arti implisit. Sehingga data yang terkumpul secara acak dan tanpa mempunyai arti, tidak dapat disebut basis data.
c. Basis data perlu dirancang, dibangun dan data dikumpulkan untuk suatu tujuan. Basis data dapat digunakan oleh beberapa user dan beberapa aplikasi yang sesuai dengan kepentingan user.

Dari beberapa definisi-definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa basis data memounyai berbagai sumber data dalam pengumpulan data, bervariasi derajat interaksi kejadian dari dunia nyata, dirancang dan dibangun agar dapat digunakan oleh beberapa user untuk berbagai kepentingan
[Waliyanto2000].

Hirarki Data
Data diorganisasikan kedalam bentuk elemen data (field), rekaman (record), dan berkas (file). Definisi dari ketiganya adalah sebagai berikut:

Elemen data adalah satuan data terkecil yang tidak dapat dipecah lagi menjadi unit lain yang bermakna. Misalnya data siswa terdiri dari NIS, Nama, Alamat, Telepon atau Jenis Kelamin.

Rekaman merupakan gabungan sejumlah elemen data yang saling terkait. Istilah lain dari rekaman adalah baris atau tupel.

Berkas adalah himpunan seluruh rekaman yang bertipe sama.


Berkas (file)




Rekaman (record) Rekaman (record) Rekaman (record) …





Elemen Data (field) Elemen Data (field) Elemen Data (field)


Gambar 1.1 Hirarki data

Haidar Dzacko. 2007. Basis Data (Database). Copyright© 2007 Mangosoft All rights reserved. 2
+Created 11/09/2007
Version 1.2.5 #Release 24/10/2007


Sistem Basis Data
[Waliyanto2000] Gabungan antara basis data dan perangkat lunak SMBD (Sistem Manajemen Basis Data) termasuk di dalamnya program aplikasi yang dibuat dan bekerja dalam satu sistem disebut dengan Sistem Basis Data.

User/Programmer


Program Aplikasi


SMBD


Perangkat Lunak Pemroses
Program/Query


Perangkat Lunak
Pengakses Data



Definisi Data
(Meta Data) Basis Data

Sistem Basis Data

Gambar 1.2 Konsep Sistem Basis Data (kompilasi Ramez Elmasri. dkk 1994)

C. J. Date menyatakan bahwa sistem basis data dapat dianggap sebagai tempat untuk sekumpulan berkas data yang terkomputerisasi dengan tujuan untuk memelihara informasi dan membuat informasi tersebut tersedia saat dibutuhkan.


Data Base Management System (DBMS)/Sistem Manajemen Basis Data (SMB)

DBMS dapat diartikan sebagai program komputer yang digunakan untuk memasukkan, mengubah, menghapus, memodifikasi dan memperoleh data/informasi dengan praktis dan efisien.

Kelebihan dari DBMS antara lain adalah:
• Kepraktisan. DBMS menyediakan media penyimpan permanen yang berukuran kecil namun banyak menyimpan data jika dibandingkan dengan menggunakan kertas.
• Kecepatan. Komputer dapat mencari dan menampilkan informasi yang dibutuhkan dengan cepat.
• Mengurangi kejemuan. Pekerjaan yang berulang-ulang dapat menimbulkan kebosanan bagi manusia, sedangkan mesin tidak merasakannya.
• Update to date. Informasi yang tersedia selalu berubah dan akurat setiap.

[Waliyanto2000] Keuntungan-keuntungan dalam penggunaan DBMS antara lain adalah:

a. Pemusatan kontrol data. Dengan satu DBMS di bawah kontrol satu orang atau kelkompok dapat menjamin terpeliharanya standar kualitas data dan keamanan batas penggunaannya serta dapat menetralkan konflik yang terjadi dalam persyaratan data dan integritas data dapat terjaga.
b. Pemakaian data bersama (Shared Data). Informasi yang ada dalam basis data dapat digunakan lebih efektif dengan pemakaian beberapa user dengan kontrol data yang terjaga.
c. Data yang bebas (independent). Program aplikasi terpisah dengan data yang disimpan dalam komputer.
d. Kemudahan dalam pembuatan program aplikasi baru.
e. Pemakaian secara langsung. DBMS menyediakan interface yang memudahkan pengguna dalam mengolah data.

Haidar Dzacko. 2007. Basis Data (Database). Copyright© 2007 Mangosoft All rights reserved. 3
+Created 11/09/2007
Version 1.2.5 #Release 24/10/2007


f. Data yang berlebihan dapat dikontrol. Data yang dimasukkan dapat terjadi kerangkapan
(redudant), untuk itu DBMS berfungsi untuk menurunkan tingkat redudancy dan pengelolaan
proses pembaruan data.
g. Pandangan user (user view). Ada kemungkinan basis data yang diakses adalah sama, maka
DBMS mampu mengatur interface yang berbeda dan disesuaikan dengan pemahaman tiap user terhadap basis data menurut kebutuhan.

Kelemahan-kelemahan DBMS antara lain:

a. Biaya. Kebutuhan untuk medapatkan perangkat lunak dan perangkat keras yang tepat cukup mahal, termasuk biaya pemeliharaan dan sumber daya manusia yang mengelola basis data tersebut.
b. Sangat kompleks. Sistem basis data lebih kompleks dibandingkan dengan proses berkas, sehingga dapat mudah terjadinya kesalahan dan semakin sulit dalam pemeliharaan data.
c. Resiko data yang terpusat. Data yang terpusat dalam satu lokasi dapat beresiko kehilangan data selama proses aplikasi.


Model Data
Model data dapat dikelompokkan berdasarkan konsep pembuatan deskripsi struktur basis data, yaitu:
a. Model data konsepsual (high level) menyajikan konsep tentang bagaiman user memandang atau
memperlakukan data. Dalam model ini dikenalkan tiga konsep penyajian data yaitu:
• Entity (entitas) merupakan penyajian obyek, kejadian atau konsep dunia nyata yang keberadaannya secara eksplisit didefinisikan dan disimpan dalam basis data, contohnya Mahasiswa, Matakuliah, Dosen, Nilai dan lain sebagainya.
• Atribute (atribut) adalah keterangan-keterangan yang menjelaskan karakteristik dari suatu entitas seperti NIM, Nama, Fakultas, Jurusan untuk entitas Mahasiswa.
• Relationship (hubungan) merupakan hubungan atau interaksi antara satu entitas dengan yang lainnya, misalnya entitas pelanggan berhubungan dengan entitas barang yang
dibelinya.
b. Model data fiskal (low level) merupakan konsep bagaimana deskripsi detail data disimpan ke
dalam komputer dengan menyajikan informasi tentang format rekaman, urutan rekaman, dan jalur pengaksesan data yang dapat membuat pemcarian rekaman data lebih efisien.
c. Model data implementasi (representational) merupakan konsep deskripsi data disimpan dalam
komputer dengan menyembunyikan sebagian detail deskripsi data sehingga para user mendapat gambaran global bagaimana data disimpan dalam komputer. Model ini merupakan konsep model data yang digunakan oleh model hirarki, jaringan dan relasional.

Skema dan Instan Basis Data
Skema basis data merupakan deskripsi dari basis data yang spesifikasinya ditentukan dalam tahap perancangan namun tidak terlalu diharapkan diubah setiap saat. Penggambaran skema umumnya hanya berisi sebagian dari deatil deskripsi basis data.

MAHASISWA
NIM NAMA FAKULTAS JURUSAN

MATA KULIAH
KD_MK MATA KULIAH SKS

DOSEN
KD_DOSEN NAMA ALAMAT TELEPON

KULIAH
ID_KUL NIM KD_MK KD_DOSEN SEMESTER TAHUN NILAI

Gambar 1.3 Skema Basis Data Akademi

Sekelompok data yang tersusun dalam satu baris rekaman (record/tuple) dan tersimpan dalam basis data disebut dengan instansi (instance) atau kejadian (occurences).

Haidar Dzacko. 2007. Basis Data (Database). Copyright© 2007 Mangosoft All rights reserved. 4
+Created 11/09/2007
Version 1.2.5 #Release 24/10/2007


Arsitektur DBMS
Arsitektur ini dikenal dengan nama arsitektur tiga skema (three-schema architecture) dimana fungsi ini untuk memisahkan antara basis data fisik dengan program aplikasi user. Skema-skema tersebut adalah sebagai berikut:
a. Level internal merupakan skema internal yang memuat deskripsi struktur penyimpanan basis data dan menggunakan model data fisikal serta mendefinisikan secara detail penyimpanan data dalam
basis data, serta jalur pengaksesan data.
b. Level konsepsual adalah skema yang memuat deskripsi struktur basis data secara keseluruhan untuk semua pemakai. Skema ini hanya memuat deskripsi tentang entitas, atribut, hubungan dan batasan, tanpa memuat deskripsi data secara detail.
c. Level eksternal merupakan skema eksternal (user view) yang mendefinisikan pandangan data terhadap sekelompok user (local view) dengan menyembunyikan data lain yang tidak diperlukan oleh kelompok user tersebut.

Keuntungan dari arsitektur ini antara lain:
a. Perubahan skema konsepsual, yaitu adanya perubahan dalam skema konsepsual contohnya penambahan suatu item data tidak akan berpengaruh pada program aplikasi. Tetapi jika skema eksternal tidak sesuai lagi dengan skema konsepsual yang baru maka program aplikasi harus disesuaikan juga.
b. Perubahan skema internal. Pemisahan antara skema eksternal dan skema internal berfungsi untuk menjaga bila terjadi perubahan skema internal, misalnya ada penambahan “pointer” pada rekaman tidak memerlukan perubahan pada aplikasi.
c. Perubahan skema eksternal. Adanya penambahan skema eksternal atau pembuatan skema eksternal baru tidak akan berpengaruh pada aplikasi yang ada selama aplikasi tersebut tidak mengakses data berdasarkan skema yang baru.


Komponen DBMS
Komponen-komponen DBMS (Howe,1991) terdiri dari:
• Interface, yang didalamnya terdapat bahasa manipulasi data (data manipulation language)
• Bahasa definisi data (data definition language) untuk skema eksternal, skema konsepsual dan skema internal.
• Sistem kontrol basis data (Database Control System) yang mengakses basis data karena adanya perintah dari bahasa manipulasi data.

Contoh bahasa menggunakan komponen-komponen tersebut adalah SQL (Structured Query
Language). SQL merupakan bahasa standar yang digunakan oleh kebanykan aplikasi-aplikasi DBMS.


Klasifikasi DBMS
Sistem Basisi Data dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yang terdiri dari:
a. Klasifikasi berdasarkan model data. Klasifikasi ini terdiri dari model data hirarki, model data jaringan, model data relasional.
1. Model data hirarki
Dalam model ini, data disusun menurut struktur pohon yang merupakan bentuk lain dari abstraksi data untuk basis data akademi. Pada puncak hirarki diesbut dengan akar (root). Tiap entitas tingkat atas (parent) mempunyai satu atau lebih sub-entitas (children) sehingga setiap entitas hanya boleh mempunyai satu induk, tetapi dapat mempunyai banyak anak.

Pada mode data hirarki, hubungan antar entitas dinyatakan dalam satu-banyak (one to many) atau satu-satu (one to one). Dalam satu Universitas terdapat banyak Fakultas dan setiap Fakultas terdapat banyak Dosen atau banyak Mahasiswa, dan seterusnya. Tanda panah menunjukkan derajat keterhubungan “banyak”.

Untuk menampilkan semua mata kuliah pada Fakultas tertentu harus dilakukan dalam dua tahap. Yang pertama adalah menampilkan rekaman semua Dosen yang mengajar di Fakultas tersebut, kemudian baru mata kuliah yang dipegang oleh para Dosen. Dalam hal ini penampilan data terlihat kurang efisien, sebab menggunakan entitas perantara (dosen) yang harus ditampilkan juga. Dikarenakan kunci data yang digunakan untuk menghubungkan antar entitas diberi kode dalam struktur data, maka untuk jumlah entitas perantara yang sedikit masih dapat dikatakan efisien.

Haidar Dzacko. 2007. Basis Data (Database). Copyright© 2007 Mangosoft All rights reserved. 5
+Created 11/09/2007
Version 1.2.5 #Release 24/10/2007


Kelemahan lain pada model data hirarki adalah tidak dapat melakukan pencarian data pada
field. Misalnya dalam entitas mata ki\uliha tida pat ditampilkan hanya mata kuliah dengan jumlah SKS tertentu, sebab field “Jumlah SKS” bukan sebagai kunci data. Hal ini masih dapat dilakukan dengan mengubah struktur data dengan memberi hubungan khusus yang digunakan untuk mengubah struktur database. Kelebihan model ini adalah sangat mudah dipahami dan mudah dalam pembaharuan data [Waliyanto2000].



Fakultas

Universitas

Nama Unive rsitas
ABC


Nama Fakultas Jumlah Dosen Jumlah Mhs Jumlah Jurusan
Teknik 316 1098 8

Mahasiswa Dosen

No. Mhs Nama Jurusan
10189 Munif Elektro

Mata Kuliah
Kode MK Nama MK Jumlah SKS
KID627187 Fisika Dasar 2


Gambar 1.4 Organisasi rekaman data pada model hirarki [Waliyanto2000]


2. Model data Jaringan
Dalam model ini setiap entitas dapat mempunyai banyak induk dan banyak anak. Pada gambar menunjukkan entitas mata kuliah mempunyai dua induk, yaitu langsung berhubungan dengan Fakultas dan Dosen.






Fakultas

Universitas

Nama Unive rsitas
ABC


Nama Fakultas Jumlah Dosen Jumlah Mhs Jumlah Jurusan
Teknik 316 1098 8

Mahasiswa Dosen

No. Mhs Nama Jurusan
10189 Munif Elektro

Mata Kuliah
Kode MK Nama MK Jumlah SKS
KID627187 Fisika Dasar 2

Registrasi
No. Mhs Nama MK
10189 KID627187


Gambar 1.5 Organisasi rekaman data model raringan [Waliyanto2000]

Dalam model ini lebih sedikit terdapat data rangkap, namun lebih banyak terdapat hubungan antar entitas, sehingga akan menambah informasi hubungan yang harus disimpan dalam database. hal ini akan menambah volume dan kerumitan dalam penyimpanan berkas data.

Haidar Dzacko. 2007. Basis Data (Database). Copyright© 2007 Mangosoft All rights reserved. 6
+Created 11/09/2007
Version 1.2.5 #Release 24/10/2007


3. Model data Relasional
Dalam model ini setiap field dapat dijadikan kunci data. Data rekaman disusun dari nilai yang berhubungan (record). Baris-baris ini akan membentuk tabel yang umunya tersimpan dalam satu berkas (file).

Mata Kuliah Fakultas

No MK Nama MK SKS NIP
KDI1892 Bahasa Inggris 2 1222
KAI6522 Fisika Lanjut 2 2344
… … … …

Mahasiswa Dosen Registrasi
No Mhs Nama Jurusan Fakultas
11782 Arif Elektro Teknik
44366 Rudian Mesin Teknik
89878 Nita Sipil Teknik
… … … …

Gambar 1.6 Organisasi basis data model relasional [Waliyanto2000]

Dengan menggunakan model ini, pencarian field dari suatu tabel atau banyak tabel dapat dilakukan dengan cepat. Pencarian atribut yang berhubungan pada tabel yang berbeda dapat dilakukan dengan menghubungkan terlebih dahulu tabel-tabel tersebut dengan menggunakan atribut yang sama (joint operation).

Keuntungan yang didapat dengan menggunakan model ini adalah sebagai berikut
[Waliyanto2000]:

• Model ini lebih luwes karena nilai data dalam tabel tidak ada pembatasan dalam berbagai proses pencarian data.
• Model ini mempunyai latar belakang teori matematika.
• Pengorganisasian model relasional sangat sederhana, sehingga mudah dipahami.
• Basis data yang sama biasanya dapat disajikan dengan lebih sedikit terjadi data rangkap
(redudancy data).

Sedangkan beberapa kelemahan model ini adalah [Waliyanto2000]:
• Lebih sulit dalam implementasinya terutama untuk data dengan jumlah yang besar dan tingkat kompleksitasnya tinggi.
• Proses pencarian informasi lebih lambat, karena beberapa tabel tidak dihubungkan secara fisik. Dalam manipulasi data yang menggunakan beberapa tabel akan
memerlukan waktu yang lama, karena tabel-tabel harus dihubungkan terlebih dahulu.

b. Klasifkasi berdasarkan lokasi penyimpanan data, yaitu DBMS terpusat dan DBMS terdistribusi. Dalam DBMS terpusat basis data disimpan dalam satu komputer media penyimpan sehingga pengguuna sistem mengakses data dari pusat. DBMS terdistribusi, basis data tersebar pada penyimpanan tiap terminal pengguna (client). Antar pengguna dapat mengakses data secara langsung tanpa perlu melalui pusat penyimpanan. DBMS ini memerlukan sistem kontrol yang rumit.
c. Klasifikasi berdasarkan tujuan DBMS digunakan yaitu tujuan umum (general purpose) dan tujuan khusus (special purpose). Untuk tujuan umum dapat digunakan untuk berbagai tujuan dengan
memperlakukan data sama menurut penggunaannya contoh aplikasinya adalah DBASE, ORACLE, FOXBASE dan sebagainya. DBMS tujuan khusus dirancang dan digunakan untuk keperluan tertentu, sebagai contoh pengelolaan data karyawan pada perusahaan Asuransi.

Haidar Dzacko. 2007. Basis Data (Database). Copyright© 2007 Mangosoft All rights reserved. 7
+Created 11/09/2007
Version 1.2.5 #Release 24/10/2007



Pengembangan Database
Database diproses oleh DBMS untuk digunakan oleh pengembang maupun pengguna, yang mengakses DBMS secara langsung atau tidak langsung melalui program-program aplikasi. Database terdiri dari empat elemen utama yaitu data pengguna, metadata, indeks dan metadata aplikasi
[David2002].


Data Pengguna
Hampir semua database me-representasikan data pengguna sebagai relasi dengan menganggapnya sebagai tabel data. Kolom dalam tabel berisi field-field atau atribut dan baris tabel berisi record/tuple
(rekaman) untuk keterangan entitas dalam lingkungan bisnis. Tidak semua relasi diperlukan, beberapa relasi lebih baik distrukturkan dengan proses normalisasi.

Relasi ini dapat digambarkan dengan bentuk hubungan antara pelajar dengan guru sebagai berikut:

Tabel 1-1 Relasi Pelajar dengan Guru (R1)

NamaPelajar TeleponPelajar NamaGuru TeleponGuru
Aminudin 7778889 Pardi 7789665
Usman 7896532 Pardi 7789665
Ari 7474856 Dadang 8965555
Rina 7895654 Marni 4562211
Tuti 7897744 Dadang 8965555
Joni 7845644 Dadang 8965555

Struktur relasi tersebut dapat terjadi beberapa masalah, misalnya jika guru Dadang mengganti nomor
telepon maka tiga record yang terdapat guru Dadang diatas harus diganti juga. Untuk itu lebih baik jika struktur relasi diubah menjadi dua relasi seperti di bawah ini:

Tabel 1-2 Hubungan antara R1 dan R2

NamaPelajar TeleponPelajar NamaGuru
Aminudin 7778889 Pardi
Usman 7896532 Pardi
Ari 7474856 Dadang
Rina 7895654 Marni
Tuti 7897744 Dadang
Joni 7845644 Dadang

Dari relasi diatas akan pengubahan data hanya dilakukan pada relasi kedua.

Metadata
Penjelasan struktur dari suatu tabel disebut dengan metadata dan terkadang disebut dengan system tables. Bentuk dari metada dapat digambarkan seperti dibawah ini yang terdiri dua tabel. Tabel pertama berisi daftar tabel-tabel di dalam suatu database sedangkan tabel yang kedua berisi daftar kolom-kolom pada suatu tabel.

Tabel 1-3 Tabel SysTable


Nama Tabel Jumlah
Kolom
Primary Key
Pelajar 4 NIS
Guru 3 NIP
Mata Pelajaran 4 Kode_MP
Relasi Belajar 3 {NIS,Kode_MP,NIP}

Haidar Dzacko. 2007. Basis Data (Database). Copyright© 2007 Mangosoft All rights reserved. 8
+Created 11/09/2007
Version 1.2.5 #Release 24/10/2007



Tabel 1-4 Tabel SysColumns

Nama Kolom Nama Tabel Tipe Data Panjang
NIS Pelajar String 5
Nama Pelajar String 20
Telepon Pelajar String 12
Alamat Pelajar String 50
NIP Guru String 6
Nama Guru String 20
Telepon Guru String 12
Divisi Guru String 20
Kode_MP Mata Pelajaran String 5
Nama MP Mata Pelajaran String 15
Jumlah Jam Mata Pelajaran Integer 4
NIS Relasi Belajar String 5
Kode_MP Relasi Belajar String 5
NIP Relasi Belajar String 6
Tingkat Relasi Belajar String 2


Indeks
Tipe database ini digunakan untuk meningkatkan kinerja dan akses suatu database. Terkadang tipe data ini disebut dengan overhead data, terdiri dari prinsip-prinsip indeks serta beberapa penggunaan struktur data link list. Di bawah ini contoh pengguanan dua buah indeks dari tabel Mahasiswa:

Tabel 1-5 Contoh Tabel Mahasiswa

NO Nama Jurusan Kelas
10 David Carradine Akuntansi 2AB
20 Jaka Sembung Manajemen 2CV
30 Kebo Ireng Manajemen 2CV
40 Lasmini Teknik Sipil 1SP
50 Joni Keboy Akuntansi 1AB
60 Franc De Nero Manajemen 2AB
70 Marco Van Basten Teknik Sipil 1SP
80 Maradani Teknik Sipil 1SP
90 Dona Doni Akuntansi 1AB

Tabel 1-6 Tabel Indeks berdasarkan Kelas

Kelas No
1AB 50,90
2AB 10,60
2CV 20,30
1SP 40,70,80

Tabel 1-7 Tabel indeks berdasarkan Jurusan

Jurusan No
Akuntansi 10,50,90
Manajemen 20,30,60
Teknik Sipil 40,70,80

Haidar Dzacko. 2007. Basis Data (Database). Copyright© 2007 Mangosoft All rights reserved. 9
+Created 11/09/2007
Version 1.2.5 #Release 24/10/2007


Indek tidak hanya digunakan untuk pengurutan, tetapi digunakan juga untuk mengakses cepat ke
database terutama pencarian data. Apbila suatu tabel contuhnya tabel Mahasiswa, mengalami pengubahan data (penambahan/pengubahan/penghapusan) maka tabel indeks mengalami pengubahan juga.


Application Metadata
Application metadata digunakan untuk menyimpan struktur dan format dari user forms, report, queries
dan komponen-komponen aplikasi lainnya.

Konsep Dasar Tabel
Tabel merupakan blok dasar yang paling umum digunakan dalam sistem basis data, atau disebut juga dengan relasi. Komponen tabel terdiri dari beberapa kolom yang ditandai dengan jenis atribut. Perpotongan antara baris dan kolom disebut nilai atribut. Tujuan penggunaan tabel adalah untuk menyederhanakan logika pandangan terhadap data. Beberapa kententuan-ketentuan dalam penyusunan sebuah tabel adalah sebagai berikut [Waliyanto2000]:
a. Urutan baris diabaikan, sehingga pertukaran baris tidak berpengaruh pada isi informasi tabel.
b. Urutan kolom diabaikan serta identifikasi kolom dibedakan dengan jenis atribut.
c. Tiap perpotongan antara baris dan kolom berisi atribut tunggal
d. Tiap baris dalam tabel harud dibedakan, sehingga tidak ada dua baris atau lebih dalam tabel mempunyai nilai atribut yang sama secara keseluruhan.

Tabel yang memenuhi ketentuan ini disebut dengan tabel normal, jika belum maka dilakukan proses normalisasi.

Salah satu keuntungan menggunakan basis data adalah konsistensi data selalu terjaga dengan menghindari adanya data rangkap (redudant data). Perbedaan antara data rangkap dan data duplikat adalah duplikasi data terjadi bila satu atribut mempunyai dua atau lebih nilai yang sama, sedangkan data rangkap adalah bila satu atribut mempunyai dua atau lebih nilai yang sama, namun bilai salah satu nilai dihapus, maka tidak ada informasi yang hilang, sehingga duplikasi data ini tidak perlu ada. Untuk lebih jelasnya lihat dua tabel berikut:

Tabel 1-8 Contoh duplikasi data pada suatu tabel

NamaPelajar TeleponPelajar NamaGuru
Aminudin 7778889 Pardi
Usman 7896532 Pardi
Ari 7474856 Dadang
Rina 7895654 Marni
Tuti 7897744 Dadang
Joni 7845644 Dadang

Tabel 1-9 Contoh adanya kerangkapan data pada suatu tabel

NamaPelajar TeleponPelajar NamaGuru TeleponGuru
Aminudin 7778889 Pardi 7789665
Usman 7896532 Pardi 7789665
Ari 7474856 Dadang 8965555
Rina 7895654 Marni 4562211
Tuti 7897744 Dadang 8965555
Joni 7845644 Dadang 8965555

Pada tabel 1.8 terjadi duplikasi data pada atribut NamaGuru, andaikan baris pertama pada atribut
NamaGuru dihilangkan maka informasi untuk atribut NamaPelajar baris pertama akan hilang, sedangkan pada tabel 1.9 dapat terlihat bahwa kalau atribut TeleponGuru dari baris pertama dihilangkan maka informasi ini masih dapat diketahui melalui atribut NamaGuru pada baris kedua, mengapa?

Haidar Dzacko. 2007. Basis Data (Database). Copyright© 2007 Mangosoft All rights reserved. 10
+Created 11/09/2007
Version 1.2.5 #Release 24/10/2007


Salah satu syarat tabel normal adalah setiap atribut harus mempunyai nilai tunggal untuk tiap barisnya.
Di bawah ini contoh dari suatu tabel yang mempunyai atribut bernilai ganda.

Tabel 1-10 Tabel Dosen dengan nilai ganda

NIP Nama Gelar
102 Jackie Ceng Ir
106 Dakocan Ir, MSc
503 Ali Oncom Drs
401 Otoy Ir, MSc, PhD
203 Gareng Prof, Drs


Dalam tabel di atas terdapat nilai atribut ganda pada kolom Gelar. Hal ini berakibat pengurutan data
hanya dapat dilakukan berdasarkan kolom NIP dan Nama. Untuk menghilangkan nilai ganda tersebut, hal yang paling mudah dilakukan adalah membuat pengisian nilai atribut vertikal namun dapat berakibat kerangkapan data, seperti di bawah ini.

Tabel 1-11 Pengisian atribut secara vertikal

NIP Nama Gelar
102 Jackie Ceng Ir
106 Dakocan Ir
106 Dakocan MSc
503 Ali Oncom Drs
401 Otoy Ir
401 Otoy MSc
401 Otoy PhD
203 Gareng Prof
203 Gareng Drs


Solusi yang teapat untuk menghilangkan kerangkapan data tersebut adalah dengan membagi tabel
menjadi dua bagian yang saling terhubung dengan elemen penghubung salah satu atributnya. Perhatikan tabel-tabel di bawah ini:

Tabel 1-12 Menghilangkan nilai rangkap dengan pemecahan tabel

Gelar



Dosen

NIP Nama
102 Jackie Ceng
106 Dakocan
503 Ali Oncom
401 Otoy
203 Gareng

Dengan cara ini dapat mempermudah dalam proses normalisasi berikutnya. Dalam penyusunan
aturan data perlu dipahami tentang determinan dan identitas. Jika sebuah tabel memiliki atribut A, B,
dan C, sedangkan A menjadi penentu B atau sebaliknya B ditentukan oleh A maka A determinan
(functional determines) B (B functional dependent A) . Nilai atribut B dapat saja duplikasi, kosong atau dapat diubah. Jika a1 dan b1 merupakan nilai A maka akan berpasangan dengan nilai B yang sama ataupun berbeda. Jadi A determinan B jika tiap A mempunyai satu pasangan nilai B. Perhatikan contoh tabel di bawah ini:

Haidar Dzacko. 2007. Basis Data (Database). Copyright© 2007 Mangosoft All rights reserved. 11
+Created 11/09/2007
Version 1.2.5 #Release 24/10/2007



Tabel 1-13 Tabel Mahasiswa

NIM Nama Jurusan Fakultas
21297956 Asmawi Teknik Sipil Teknologi Industri
21297556 Tina Manajemen Ekonomi
20399458 Marino Akuntansi Ekonomi
21198113 Budi Teknik Sipil Teknologi Industri

Apabila setiap nilai atribut NIM menentukan nama mahasiswa maka dikatakan atribut NIM determinan
atribut Nama. Begitu juga dengan atribut Jurusan dan Fakultas yang ditentukan oleh NIM. Bentuk diagram determinan adalah sebagai berikut:


Nama



NIM

Jurusan



Fakultas


Gambar 1.7 Diagram determinan dari tabel Mahasiswa

Dalam kasus lain, ada kemungkinan dua atribut atau lebih secara bersama menentukan atribut lain atau determinan komposit (composite determinant/fully functionally dependent) . Sebagai contoh pada tabel di bawah, atribut NIM dan atribut MataKuliah menentukan atribut Dosen sebagai pengajar.

Tabel 1-14 Tabel pengajaran mata kuliah

NIM MataKuliah Dosen
21297956 Matematika Dasar Pardi
21297956 Fisika Dasar Munir
20399458 Matematika Dasar Joko Susilo
21198113 Fisika Dasar Munir
20399458 Akuntasi Dasar Marni Siregar
21297556 Matematika Dasar Joko Susilo

Gambar diagram determinannya adalah sebagai berikut:




NIM


MataKuliah



Dosen



Gambar 1.8 Diagram determinan tabel pengajaran mata kuliah

Sedangkan bila atribut A determinan atribut B dan atribut B merupakan determinan atribut C maka atribut A adalah determinan transitif atribut C (C transitive dependency A). perhatikan contoh tabel dan diagram determinan di bawah ini:

Tabel 1-15 Daftar penerimaan mahasiswa baru

NIM Jurusan Fakultas
21297956 SI ILKOM
21297556 SK ILKOM
20399458 TI TI
21198113 SK ILKOM

Haidar Dzacko. 2007. Basis Data (Database). Copyright© 2007 Mangosoft All rights reserved. 12
+Created 11/09/2007
Version 1.2.5 #Release 24/10/2007




NIM Jurusan Fakultas



Gambar 1.9 Diagram A determinan transitif C

Dari pembahasan di atas tiap baris dapat diidentifikasikan dengan semua nilai atribut, tetapi akan sangat menyulitkan. Oleh sebab itu perlu pemilihan salah satu nilai atribut yang digunakan sebagai identitas (identifier) atau elemen kunci (key element) dari baris. Nilai atribut dapat dijadikan identitas jika dalam tabel tidak terjadi duplikasi data dan data dengan nilai kosong (NULL).


Normalisasi
Proses normalisasi menyediakan cara sistematis untuk meminimalkan terjadinya kerangkapan data diantara relasi dalan perancangan logikal basis data. Format normalisasi terdiri dari lima bentuk, yaitu:

Form Normal Pertama (1NF). Suatu tabel dikatakan sudah 1NF jika telah memenuhi ketentuan sebagai berikut:
• Tidak ada atribut mempunyai nilai berulang atau nilai array
• Tidak mempunyai baris yang rangkap

Bentuk unnormal mengijinkan nilai-nilai pada suatu atribut dapat berulang. Perhatikan contoh tabel- tabel berikut ini: [Sitansu1991]

Tabel 1-16 Tabel UNIV (University)

DNO DNAME DHEAD
EN English Lee Kunkel
CS Computer Science Albert Roby
MA Mathematics Deb Kumar Boy
HS History Cathy Doucette
EE Elecrical Engineering Raj Chandra Mittra

Tabel 1-17 Tabel INSTR (Instructor)

INAME IDEG SPCODE RANK SSNO DNO
Lee Kunkel BA, MA, PhD 4 Professor 2323121 EN
Albert Roby BS, MS, PhD 2 Professor 1212154 CS
Deb Kumar Boy BS, MS, PhD 5 AssocProf 4545454 MA
Cathy Doucette MA, PhD 6 AssocProf 4545654 HS
Raj Chandra Mittra BA, MSc, PhD 10 Professor 2231321 EE
Tom Clark BA, MA 5 AsstProf 1546465 MA
Marcia Brown BA, BS, MS 2 Instructor 4464654 CS
Susan Woodsmith MA, MS, PhD 3 AsstProf 2131321 PH
Brady Jackson MA, DLitt 15 Professor 2456465 RL
Jack Adams BA, PhD 1 AssocProf 4545462 CS




Tabel 1-18 Tabel STUDNT (Student)

SNAME SSNO MAJOR DEGREE ADVSR DNO COLREG
Roger Brown Smith 121545 Biology BS Jack Adams BI Arts & Sci.
Cindy Logan 232332 Computer Science BS Deb Kumar Boy MA Arts & Sci.
Benjamin Johnson 554545 NDEG NONE BA Business
Steve Levin 454545 BA Lee Kunkel EN Arts & Sci.
Tom Jones 899778 Mathematics MS Raj Chandra Mittra EE Engineering
Berverly Black 365654 English PhD Lee Kunkel EN Arts & Sci.

Haidar Dzacko. 2007. Basis Data (Database). Copyright© 2007 Mangosoft All rights reserved. 13
+Created 11/09/2007
Version 1.2.5 #Release 24/10/2007




Tabel 1-19 Tabel CRSE (Course)

CNO CNAME INAME DNO SECNO
CS225 Assembler Language Marcia Brown CS 02
CS547 Discrete Mathematics Deb Kumar Roy CS 01
MA423 Differential Geometry Tom Clark MA 04
EN104 English Composition Staff EN 04
RL712 Comparative Religion Brady Jackson RL 01
CS761 Expert System Albert Roby CS 03
EC102 Macroeconomics Staff EC 06
EN604 Romanticism Lee Kunkel EN 01
HS252 Middle East Cathy Doucette HS 02
EE202 Microcomputing Staff EE 04
MA611 Algebraic Topology Tom Clark MA 01
CS579 Database Systems Marcia Brown CS 02
BI104 Biology Concepts Staff BI 07

Tabel 1-20 Tabel CRSLST (Course List)

CNO SECNO SID GRADE OFRNG
CS579 02 121212 A Spring 87
CS579 02 121231 B- Spring 87
CS579 02 454549 B+ Spring 87
CS579 02 484545 I Spring 87
MA611 01 112121 C Fall 86
MA611 01 212121 A Fall 86
MA611 01 545454 C+ Fall 86
MA611 01 121215 W Fall 86

Tabel 1-21 Tabel SPECL (Special)

SPCODE SPNAME
1 Information Systems
2 Database Systems
3 Kant Doctrine
4 Romantic Literature
5 Differential Geometry
6 Mideast History
7 Topology
8 Automated Reasoning
9 Expert System
10 Microelectronics
11 English Drama
12 Shakespeare
13 Indian History
14 Decision Support Systems
15 Comparatibe Religion




Tabel UNIV, STUDNT, CRSE, CRELST dan SPCODE semuanya berada dalam 1NF, namun untuk
tabel INSTR masih dalam keadaan unnormalisasi, karena atribut IDEG menerima nilai array seperti
“BA, MA, PhD” atau “MA, MS, PhD”.

Form Normal Kedua (2NF). Relasi dapat dikatakan format normal kedua jika sudah dalam format normal pertama dan diikuti kondisi sebagai berikut:

Haidar Dzacko. 2007. Basis Data (Database). Copyright© 2007 Mangosoft All rights reserved. 14
+Created 11/09/2007
Version 1.2.5 #Release 24/10/2007


• Key terdiri dari atribut tunggal
• Setiap atribut nonkey ketergantungan fungsional pada semua key atau tidak terjadinya ketergantungan pada key composite.


Misalnya tabel UNIV berada dalam normal kedua dengan mengasumsikan DNO sebagai key, kecuali CRSE. Jika ditentukan CNO dan SECNO sebagai key composite, atribut nonkey CNAME tergantung hanya pada CNO, bukan pada SECNO, sehingga CNAME tidak secara ketergantungan fungsional penuh terhadap key (CNO, SECNO).

Form Normal Ketiga (3NF). Relasi dikatakan format normal ketiga jika sudah dalam format normal kedua dan tidak ada ketergantungan transitif diantara atribut. Misalnya tabel STUDNT mempunyai atribut SSNO sebagai key (2NF). Ketergantungan transitif terjadi diantara DNO dan COLREG. Saat DNO determinan COLREG tanpa melibatkan key SSNO. Contohnya, DNO=’CS’ termasuk COLREG=’Arts/Sc.’ tidak tergantung oleh atribut SSNO, sehingga STUDNT belum termasuk 3NF. Yang menjadi catatan, ketergantungan transitif tidak akan terjadi jika ada ketergantungan fungsional diantara atribut-atribut nonkey yang melibatkan key. Misalnya atribut nonkey SNAME determinan atribut nonkey lainnya yaitu MAJOR, DEGREE, ADVSR dan DNO. Tetapi hal ini merupakan ketergantungan fungsional bukan ketergantungan transitif selagi semua melibatkan key SSNO.

Form Normal Boyce-Codd (BCNF). BCNF menentukan setiap determinan adalah kunci kandidat
(candidate key). Misalnya UNIV mempunyai dua determinan yaitu DNO dan DNAME yang merupakan kunci kandidat sehingga termasuk ke dalam BCNF. Di lain pihak CRSLST dalam 3NF tetapi tidak dalam BCNF. Atribut komposisinya (CNO, SECNO, SID, OFRNG) sebagai kunci-kunci kandidat dan tidak ada ketergantungan transitif, sehingga CRSLST termasuk ke dalam 3NF. Namun atribut CNO adalah determinan saat SECNO tergantung penuh secara fungsional terhadap CNO, walaupun CNO bukan kunci kandidat, sehingga CRSLST belum termasuk BCNF.

Form Normal Keempat (4NF). Bentuk ini adalah bentuk normal ketiga atau BCNF dengan nilai atribut tidak tergantung pada nilai banyak (multivalue dependency).

Form Normal Kelima (5NF). Konsep pada bentuk ini adalah ketergantungan pada gabungan beberapa atribut (join dependency).

Bentuk lain proses normalisasi dapat anda lihat dalam tabel-tabel di bawah ini:

Tabel 1-22 Tabel Mahasiswa dalam 1NF

NIM NamaAwal NamaAkhir Fakultas
122233 Asep Darma Ilmu Komputer
233323 Angling Darma Ilmu Komputer
244455 Bergola Ijo Hukum
334343 Jaka Sembung Kebidanan
322323 Jaka Tarub Hukum

Pada tabel di atas berada pada 1NF kerana tidak ada baris yang duplikat, setiap kolom hanya
mempunyai nilai tunggal (tidak ada group berulang atau array) dan semua masukan dalam kolom mempunyai jenis yang sama.

Key NIM secara fungsional menentukan atribut lain seperti NamaAwal, NamaAkhir, dan Fakultas
(dengan asumsi, setiap mahasiswa hanya boleh menempatkan satu fakultas). NIM?NamaAwal, NIM?NamaAkhir, NIM?Fakultas.

Atribut key menentukan secara unik nilai dari atribut lain dalam tabel, semua atribut non-key dalam tabel secara fungsional tergantung terhadap key. Tetapi ada kemungkinan atribut non-key dalam tabel dapat menentukan atribut lain pada tabel tersebut. Perhatikan tabel berikut:

Haidar Dzacko. 2007. Basis Data (Database). Copyright© 2007 Mangosoft All rights reserved. 15
+Created 11/09/2007
Version 1.2.5 #Release 24/10/2007


Tabel 1-23 Atribut Non-Key Determinan

NamaAwal NamaAkhir Fakultas Jenjang
Asep Darma Ilmu Komputer S1
Angling Darma Ilmu Komputer S1
Bergola Ijo Hukum S1
Jaka Sembung Kebidanan D3
Jaka Tarub Hukum S1

Atribut jenjang dapat dikatakan tergantung secara fungsional pada atribut Fakultas dengan
konsekuensi bahwa Fakultas Ilmu Komputer dan Hukum hanya untuk mahasiswa S1 dan Fakultas
Kebidanan hanya untuk mahasiswa D3.

Pada tabel 1.23 juga memiliki composite key (kunci komposisi) yang terdiri dari atribut NamaAwal dan NamaAkhir dan atribut Jenjang tergantung secara fungsional pada composite key tersebut. Sebenarnya bisa saja atribut Jenjang tergantung pada atribut NamaAkhir (jika nilai atribut NamaAkhir tidak ada yang sama, namun NamaAkhir terdapat nilai yang sama yaitu “Darma”), atau tergantung dengan atribut NamaAwal, tetapi atribut NamaAwal mempunyai nilai duplikat yaitu “Jaka”. Maka atribut Jenjang tidak tergantung fungsional terhadap kedua atribut key tersebut. Sehingga tabel tersebut belum termasuk ke dalam 2NF (semua atribut non-key tergantung pada semua key).

Tabel 1.23 dapat dinormalisasikan ke dalam bentuk 2NF jika di tambahkan atribut NIM, sehingga tabel hanya mempunyai atribut tunggal (non-composite key) seperti di bawah ini.

Tabel 1-24 Tabel Normalisasi 2NF

NIM NamaAwal NamaAkhir Fakultas Jenjang
122233 Asep Darma Ilmu Komputer S1
233323 Angling Darma Ilmu Komputer S1
244455 Bergola Ijo Hukum S1
334343 Jaka Sembung Kebidanan D3
322323 Jaka Tarub Hukum S1




Anomali (Pelanggaran) dan Normalisasi
Untuk mengilustrasikan adanya anomali, anggap terjadi pada atribut Jenjang dari Fakultas, misalnya Kebidanan. Jika Jaka Sembung kembali berkelana (tidak jadi kuliah) maka baris yang berhubungan dengan Jaka Sembung akan dihapus dan terjadi kehilangan informasi bahwa Kebidanan mempunyai jenjang D3. Kita dapat saja mengetahui bahwa Jenjang Kebidanan adalah D3, tetapi dalam database tersebut tidak ada informasi yang menyatakan Jenjang Kebidanan.

Contoh lain misalnya penambahan mahasiswa baru yang bernama Suparman yang ingin kuliah di Fakultas Teknik. Fakta dari informasi tabel kita tidak dapat mengetahui apa jenjang dari Fakultas Teknik dan juga apakah Fakultas Teknik terdapat pada Universitas yang bersangkutan. Dari hal ini kita tidak akan mengetahui apakah dapat nilai Teknik tersebut dapat dimasukkan ke dalam atribut Fakultas atau tidak. Apabila dapat dimasukkan ke atribut Fakultas, bagaimana dengan atribut Jenjang-nya?

DBMS hanya dapat bekerja dengan informasi yang terdapat pada tabel-tabel dan aturan-aturan yang bekerja pada tabel-tabel tersebut dengan tepat dan mungkin.

Bagaiman hubungan antara anomali dan normalisasi? Jawaban yang singkat adalah dengan menyusun tabel-tabel dalam database cukup dinormalkan (dalam praktek umumnya sampai normal keempat), dan menjamin bahwa anomali tidak terjadi pada database.

Haidar Dzacko. 2007. Basis Data (Database). Copyright© 2007 Mangosoft All rights reserved. 16
+Created 11/09/2007
Version 1.2.5 #Release 24/10/2007


Porses normalisasi kelihatan sangat menyulitkan, ketika melihat dari definisi tiap-tiap tingkatan
normalisasi. Namun dalam prakteknya kita dapat mencapainya dengan menjamin bahwa tabel-tabel terdiri dari tabel “single-theme”.

Walaupun dalam 2NF dapat terjadi penambahan maupun penghapusan data yang mengakibatkan anomali, kita dapat membentuk tabel tersebut menjadi beberapa tabel “single-theme”. Gagasan ini dapat diilustrasikan pada tabel di bawah ini.

Tabel 1-25 Tabel-tabel "Single-Theme"


NIM NamaAwal NamaAkhir
122233 Asep Darma
233323 Angling Darma
244455 Bergola Ijo
334343 Jaka Sembung
322323 Jaka Tarub



Transitive Dependencies (Ketergantungan transitif) (3NF)
Seperti yang telah kita ketahui, ketergantungan transitif terjadi bilamana suatu A?B dan B?C, maka
A?C. Ilustrasi untuk kejadian ini dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1-26 Tabel Daftar Buku

Author
Last
Name Author
First
Name

Book Title

Subject

Collection or Library

Building
Berdahl Robert The Politics of the
Prussian Nobility History PCL General Stacks Perry-Casta
Library
Yudof Mark Child Abuse and
Neglect Legal
Procedures Law Library Townes Hall
Harmon Glynn Human Memory and
Knowledge Cognitive
Psychology PCL General Stacks Perry-Casta
Library
Graves Robert The Golden Fleece Greek Literature Classics Library Waggener
Hall
Miksa Francis Charles Ammi Cutter Library
Biography Library and Information Science Collection Perry-Casta
Library
Hunter David Music Publishing and
Collecting Music Literature Fine Arts Library Fine Arts
Building
Graves Robert English and Scottish
Ballads Folksong PCL General Stacks Perry-Casta
Library

Dari tabel di atas kita dapat berpendapat bahwa buku yang ber-subyek History, cognitive psychology,
dan folksong diberikan ke PCL General Stacks collection; sedangkan Legal procedure diberikan ke Law Library; Greek Literature diberikan ke Classic Library; sedangkan Library Biography diberikan ke Library and Information Science Collection; dan Music Literature diberikan ke Fine Arts Library.

Kemudian kita dapat menduga bahwa PCL General Stacks Collection dan LISC keduanya ditempatkan di gedung Perry-Casta Library (PCL); Classic Library ditempatkan di gedung Waggener Hall; Law Library and Fine Arts Library di tempatkan di gedung Townes Hall dan Fine Arts Building.

Sehingga kita dapat melihat ketergantungan transitif pada tabel di atas, dimana buku-buku History, Cognitive Psychology atau Library Biography secara fisik ditempatkan di gedung PCL; buku Lega Procedures di tempatkan di Townes Hall dan begitu seterusnya.

Haidar Dzacko. 2007. Basis Data (Database). Copyright© 2007 Mangosoft All rights reserved. 17
+Created 11/09/2007
Version 1.2.5 #Release 24/10/2007



Apa yang salah ketika terjadinya ketergantungan transitif pada tabel tersebut? Hal pertama terjadinya
duplikasi informasi, dimana tiga baris berbeda mengacu pada PCL General Stacks yang berada di gedung PCL. Kesalahan yang kedua adalah kemungkinan adanya penghapusan anomali, yaitu jika kita hapus baris dengan nama pengarangYudof maka kita akan kehilangan informasi Law Library di dalam Townes Hall. Ketiga dapat pula terjadi penambahan anomali jika kita akan menambah buku Chemistry, tetapi kenyataannya tidak ada data yang menyatakan Chemistry Library berada di gedung Robert A. Welch Hall. Dan masalah keempat terjadinya kesalahan meng-update jika pegawai memasukan buku ke LISC tetapi memasukkan Townes Hall ke atribut Building.

Solusi untuk masalah di atas adalah membentuk tabel tersebut menjadi tabel-tabel “single-theme”.

Tabel 1-27 Tabel-tabel "single-theme " untuk tabel transitive dependencies

Author Last Name
Author
First Name

Book Title
Berdahl Robert The Politics of the
Prussian Nobility
Yudof Mark Child Abuse and Neglect
Harmon Glynn Human Memory and
Knowledge
Graves Robert The Golden Fleece
Miksa Francis Charles Ammi Cutter
Hunter David Music Publishing and
Collecting
Graves Robert English and Scottish
Ballads




Subject Collection or Library


History PCL General Stacks

Collection or Library Building


PCL General Stacks Perry-Casta
Library

Legal
Procedures
Cognitive
Psychology

Law Library


PCL General Stacks

Law Library Townes Hall


PCL General Stacks Perry-Casta
Library

Greek Literature Classics Library

Classics Library Waggener Hall




Library
Biography

Library and Information
Science Collection

Library and Information
Science Collection

Perry-Casta
Library

Music Literature Fine Arts Library


Folksong PCL General Stacks

Fine Arts Library Fine Arts
Building
PCL General Stacks Perry-Casta
Library



Kita dapat lihat bahwa semua tabel tidak mempunyai ketergantungan transitif (3NF, Domain Key
Normal Form (DKNF)).

Haidar Dzacko. 2007. Basis Data (Database). Copyright© 2007 Mangosoft All rights reserved. 18
+Created 11/09/2007
Version 1.2.5 #Release 24/10/2007


Untuk tabel pengarang terdapat nama depan yang sama yaitu Robert, dalam hal ini kita menyarankan
untuk membuat atribut identifikasi dalam menyatakan nama pengarang, seperti di bawah ini.

Tabel 1-28 Tabel pengarang setelah penambahan atribut ID



Author
Last Name Author
First
Name
ID Author
Berdahl


Yudof


Harmon Robert


Mark


Glynn 001


002


003
Graves Robert 004
Miksa Francis 005
Hunter David 006
Graves Robert 007

Pembentukan tabel-tabel di atas akan lebih menghemat kapasitas media penyimpan dan meminimalkan kesalahan dalam pemasukkan data yang berupa key.

BCNF mengijinkan terjadinya anomali ketika tabel gagal memiliki properti yaitu setiap determinan adalah kunci kandidat (candidate key). Contoh pada tabel di bawah ini gagal memiliki properti ini. Dalam tabel ini SSN ditafsirkan sebagai pelajar dengan Major serta Adviser (pembimbing). Dengan catatan tiap pelajar pelajar 123-45-6789 dan 987-65-4321 mempunyai dua jurusan dengan pembimbing yang berbeda tiap jurusannya.

Tabel 1-29 Tabel Mahasiswa dengan BCNF

SSN Major Adviser
123-45-6789 Library and Information Science Dewey
123-45-6789 Public Affairs Roosevelt
222-33-4444 Library and Information Science Putnam
555-12-1212 Library and Information Science Dewey
987-65-4321 Pre-Medicine Semmelweis
987-65-4321 Biochemistry Pasteur
123-54-3210 Pre-Law Hammurabi

Dalam tabel di atas salah satu determinan adalah atribut berpasangan yaitu SSN dan Major. Tiap
pasangan nilai atribut SSN dan Major menentukan nilai unik untuk atribut Adviser. Determinan lain adalah pasangan SSN dan Adviser yang menentukan nilai unik atribut Major. Determinan lain lagi adalah Adviser dimana setiap nilai adviser yang berbeda menentukan secara unik nilai atribut Major.
(catatan: setiap pelajar mempunyai pembimbing (adviser) tunggal untuk setiap jurusannya (major) dan tiap pembimbing (adviser) membimbing hanya satu jurusan)

Sekarang kita akan menguji ketiga determinan tersebut apakah sebagai kunci kandidat. Pasangan SSN dan Major adalah kunci kandidat untuk setiap pasangan unik mengidentifikasikan sebuah baris dalam tabel. Pasangan SSN dan Adviser juga kunci kandidat. Tetapi determinan Adviser bukan sebagai kunci kandidat karena nilai Dewey terdapat dalam dua baris pada kolom Adviser. Jadi tabel di atas tidak dapat dikatakan dalam kondisi setiap determinan adalah kunci kandidat.

Haidar Dzacko. 2007. Basis Data (Database). Copyright© 2007 Mangosoft All rights reserved. 19
+Created 11/09/2007
Version 1.2.5 #Release 24/10/2007



Sangatlah mudah untuk memeriksa anomali dalam tabel ini. Misalnya jika pelajar 987-65-4321
meninggalkan universitas tersebut, tabel akan kehilangan informasi bahwa Semmelweis adalah seorang pembimbing untuk jurusan Pre-Medicine. Contoh lain adalah tidak adanya informasi tentang pembimbing-pembimbing untuk pelajar dengan jurusan History (Sejarah).

Solusi untuk masalah di atas adalah membuat tabel tersebut dipecah menjadi beberapa tabel-tabel single-theme seperti di bawah ini:

SSN Adviser
123-45-6789 Dewey
123-45-6789 Roosevelt
222-33-4444 Putnam
555-12-1212 Dewey
987-65-4321 Semmelweis
987-65-4321 Pasteur
123-54-3210 Hammurabi

Maka kedua tabel di atas dalam kondisi BCNF yaitu setiap determinan merupakan kunci kandidat.

Bentuk formal keempat memperhatikan terjadinya anomali ketika tabel gagal memiliki properti bahwa tidak ada ketergantungan nilai banyak (multivalued). Contoh tabel di bawah merupakan bentuk anomali untuk ketergantungan dengan nilai banyak.

Tabel 1-30 Mahasiswa dengan daftar hobi

LastName Major Hobby
Jones Library and Information Science Surfing the Internet
Jones Library and Information Science Chess
Jones Public Affairs Surfing the Internet
Jones Public Affairs Chess
Lee Library and Information Science Photography
Lee Library and Information Science Stamp collecting
Ruiz Pre-Medicine Surfing the Internet
Ruiz Pre-Medicine Photography
Ruiz Biochemistry Surfing the Internet
Ruiz Biochemistry Photography
Smith Pre-Law Playing poker

Anggap pelajar Jack Jones hobinya menjelajah internet dan bermain catur; Lynn Lee hobinya
photographer dan koleksi perangko; Mary Ruiz, hobinya menjelajah internet dan photographer; dan
Lynn Smith, hobinya bermain poker.

Situasi ini dapat mengakibatkan redudansi data dan memberikan efek ketergantungan nilai banyak terjadi ketika (a) tabel sekurangnya mempunyai tiga atribut (b) dua atribut mempunyai nilai banyak dan (c) nilai dari atribut multivalued tergantung hanya satu dari sisa atribut. Atribut LastName menentukan nilai banyak dari atribut Major dan Hobby, tetapi keduanya tidak saling tergantung terhadap yang lainnya (independent).

Notasi untuk ketergantungan multivalue adalah panah ganda. Untuk contoh ini kita dapat menulisnya dengan bentuk LastName ? Major dan LastName ? Hobby (LastName multideterminan Major dan LastName Multideterminan Hobby).

Haidar Dzacko. 2007. Basis Data (Database). Copyright© 2007 Mangosoft All rights reserved. 20
+Created 11/09/2007
Version 1.2.5 #Release 24/10/2007


Bentuk tabel-tabel yang dijadikan single-theme adalah sebagai berikut:


LastName Major
Jones Library and Information Science
Jones Public Affairs
Lee Library and Information Science
Ruiz Pre-Medicine Ruiz Biochemistry Smith Pre-Law



Normal Form Kelima sulit untuk diilustrasikan dengan contoh sederhana. Karenanya di sini tidak meng-ilustrasikan properti dari 5NF mempunyai tiap join dependency dalam tabel menjadi penyebab membentuk kunci kandidat tabel. Alasan lain yang pertama, dalam prakteknya 4NF sudah mencukupi dan yang kedua adalah Domain-Key Normal Form (DKNF) sudah termasuk 5NF.

DKNF digunakan sebagai solusi untuk menghindari anomali: kumpulan tabel-tabel (relasi) dalam DKNF sebagai konsekuensi dari teori Ronald Fagin (1981) untuk bebas dari anomali. Definsi dari DKNF adalah relasi dalam DKNF jika setiap constrain relasi logikal mendefinisikan kunci dan domain. Menurut Fagin istilah kunci adalah primary key dan candidate key, domain merupakan kumpulan definisi dari isi atribut (kolom) dan beberapa batasan jenis data yang akan disiman dalam kolom, sebagai contoh batasan hanya data numerik atau hanya data logikal. Constraint berarti aturan-aturan terhadap atribut dengan jelas sehingga dapat diputuskan aturan yang mana dijalankan atau dilanggar untuk kumpulan data yang mana diterima. Sebagai ilustrasi ini simak tabel di bawah ini:

Konversi tabel dengan partial dependency ke tabel DKNF Tabel 1-31 Tabel dengan partial dependency

FirstName LastName Major Level
Jack Jones LIS Graduate
Lynn Lee LIS Graduate
Mary Ruiz Pre-Medicine Undergraduate
Lynn Smith Pre-Law Undergraduate
Jane Jones LIS Graduate

Dalam tabel di atas terdapat komposisi kunci yang terdiri dari pasangan atribut LastName-FirstName,
dan semua atribut tergantung dengan kunci ini. Tetapi ada hal lain yang penting: atribut Level tergantung pada atribut LastName, Level hanya tergantung pada sebagian kunci. Sehingga tabel ini belum dikatakan DKNF.

Kita akan membutuhkan tabel yang menyediakan link antara pasangan atribut FirstName dan LastName dan atribut Major. Dalam tabel tersbeut Major menjadi konsekuensi logikal dari key dan domain. Sehingga dibutuhkan dua tabel, satu berisi Major dan Level dan yang lain FirstName, LastName dan Major.

Major Level
LIS Graduate
Pre-Medicine Undergraduate
Pre-Law Undergraduate




Contoh tabel-tabel di bagian sebelumnya sudah termasuk DKNF. Jadi dengan membentuk tabel menjadi single-theme hampir sama halnya dengan membentuk tabel DKNF.

Haidar Dzacko. 2007. Basis Data (Database). Copyright© 2007 Mangosoft All rights reserved. 21
+Created 11/09/2007
Version 1.2.5 #Release 24/10/2007



PEMODELAN BASIS DATA



Model Hubungan Antar Entitas (Entity Relationship-Model)
Model entity-relationship pertama kali diperkenalkan oleh Peter Chen pada tahun 1976. Dalam pemodelan ini dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
a. Memilih entitas-entitas yang akan disusun dalam basis data dan menentukan hubungan antar entitas yang telah dipilih.
b. Melengkapi atribut-atribut yang sesuai pada entitas dan hubungan sehingga diperoleh bentuk tabel normal penuh (ternormalisasi).

Elemen-elemen dalam model ER dapat digambarkan pada gambar diagram di bawah ini:






Entitas Relasi

Atribut



Gambar 2.1 Elemen-elemen ER-Model

Entitas merupakan sesuatu yang dapat diidentifikasikan dalam lingkungan kerja pengguna. Entitas yang diberikan tipe dikelompokkan ke kelas entitas. Perbedaan antara kelas entitas dan instansi entitas adalah sebagai berikut:
• Kelas entitas adalah kumpulan entitas dan dijelaskan oleh struktur atau format entitas di dalam kelas.
• Instansi kelas merupakan bentuk penyajian dari fakta entitas.

Umumnya terdapat banyak instansi entitas di dalam setiap entitas kelas. Setiap entitas kelas memiliki atribut yang menjelaskan karakteristik dari entitas tersebut, sedangkan setiap instansi entitas mempunyai identifikasi yang dapat bernilai unik (mempunyai nilai yang berbeda untuk setiap identifikasinya) atau non-unik (dapat bernilai sama untuk setiap identifikasinya).

Antara entitas diasosiakan dalam suatu hubungan (relationship). Suatu relasi dapat memiliki beberapa atribut. Jumlah kelas entitas dalam suatu relasi disebut derajat relasi. Gambar di bawah ini merupakan contoh dari relasi berderajat dua dan relasi berderajat tiga.



PENJUAL PESANAN

IBU BAPAK



Memesan


(a)





ANAK


Mempunyai



(b)


Gambar 2.2 (a) Relasi berderajat dua (b) Relasi berderajat tiga


Tipe Binary Relationship
Relasi memiliki tiga tipe biner yaitu:
a. One-to-one (1:1). Hubungan terjadi bila setiap instansi entitas hanya memiliki satu hubungan dengan instansi entitas lain.

Haidar Dzacko. 2007. Basis Data (Database). Copyright© 2007 Mangosoft All rights reserved. 22
+Created 11/09/2007
Version 1.2.5 #Release 24/10/2007



a1 b1

a2 b2

a3 b3


a4 b4


a5 b5

a6 b6

a7 b7


Gambar 2.3 Hubungan 1:1 (one-to-one)

b. One-to-many (1:M). Relasi ini terjadi bila setiap instansi entitas dapat memiliki lebih dari satu hubungan terhadap instansi entitas lain tetapi tidak kebalikannya.


a1 b1

a2 b2

a3 b3

a4 b4


a5 b5

a6 b6

a7 b7


Gambar 2.4 Hubungan 1:M (one-to-many)

c. Many-to-many (M:N). Hubungan saling memiliki lebih dari satu dari setiap instansi entitas terhadap instansi entitas lainnya.


a1 b1

a2 b2

a3 b3

a4 b4

a5 b5

a6 b6

a7 b7


Gambar 2.5 Hubungan M:N (many-to-many)

Selain relasi antara dua entitas, terdapat juga hubungan terhadap entitasnya sendiri yang disebut dengan recursive relationship (self relation). Hubungan ini dapat mempunyai tipe biner, seperti yang sudah dibahas sebelumnya.

Haidar Dzacko. 2007. Basis Data (Database). Copyright© 2007 Mangosoft All rights reserved. 23
+Created 11/09/2007
Version 1.2.5 #Release 24/10/2007



1:1

a1

1:M

a1

M:N

a1



a2 a2 a2


a3 a3 a3


a4 a4 a4


a5 a5 a5


a6 a6 a6


a7 a7 a7




(a)

(b)

(c)


Gambar 2.6 (a) Relasi rekursif 1:1 (b) Relasi rekursif 1:M (c) Relasi rekursif M:N


Partisipasi Hubungan
Partisipasi atau keterlibatan setiap instansi entitas dalam membentuk hubungan dapat bersifat wajib
(obligatory/digambarkan dengan garis penuh) atau tidak wajib (non-obligatory/digambarkan dengan
garis putus-putus) dalam aturan data. Misalnya hubungan antara DOSEN dan Mata Kuliah dengan aturan data sebagai berikut:

Setiap dosen harus mengajar satu mata kuliah dan setiap mata kuliah harus diajarkan oleh seorang dosen.

Setiap anggota entitas dalam hubungan adalah wajib untuk instansi entitas DOSEN maupun Mata
Kuliah.


DOSEN MATA KULIAH


Mengajar


Gambar 2.7 Diagram E-R dengan partisipasi wajib

Dalam bentuk aturan lain yaitu:

Setiap dosen harus mengajar satu mata kuliah dan setiap mata kuliah mungkin diajarkan oleh seorang dosen atau mungkin tidak sama sekali.


DOSEN MATA KULIAH


Mengajar


Gambar 2.8 Diagram E-R dengan partisipasi wajib pada sisi Dosen dan tidak wajib pada sisi
Mata Kuliah

Atau aturan lain:
Setiap dosen hanya boleh mengajar satu mata kuliah atau boleh saja dosen tidak mengajar dan setiap mata kuliah harus diajarkan oleh seorang dosen.

Haidar Dzacko. 2007. Basis Data (Database). Copyright© 2007 Mangosoft All rights reserved. 24
+Created 11/09/2007
Version 1.2.5 #Release 24/10/2007




DOSEN MATA KULIAH


Mengajar



Gambar 2.9 Diagram E-R dengan partisipasi tidak wajib pada sisi Dosen dan wajib pada sisi
Mata Kuliah

Aturan lain yang tidak mewajibkan kedua belah pihak:
Setiap dosen hanya boleh mengajar satu mata kuliah atau boleh saja dosen tidak mengajar dan setiap mata kuliah hanya boleh diajarkan oleh seorang dosen atau tidak sama sekali.


DOSEN MATA KULIAH


Mengajar


Gambar 2.10 Diagram E-R dengan partisipasi tidak wajib pada kedua sisi

Haidar Dzacko. 2007. Basis Data (Database). Copyright© 2007 Mangosoft All rights reserved. 25
+Created 11/09/2007
Version 1.2.5 #Release 24/10/2007



PERANCANGAN BASIS DATA



Permasalahan dalam perancangan basis data adalah bagaimana merancang struktur logikal dan fisikal dari satu atau lebih basis data untuk memenuhi kebutuhan informasi yang diperlukan oleh pengguna sesuai dengan aplikasi-aplikasi yang ditentukan. [Waliyanto2000]

Dengan permasalahan tersebut dapat ditentukan beberapa tujuan utama perancangan basis data, yaitu:
a. Memenuhi kebutuhan informasi sesuai dengan yang diperlukan oleh pengguna untuk aplikasi tertentu.
b. Mempermudah pemahaman terhadap struktur informasi yang tersedia dalam basis data,
c. Memberikan keterangan tentang persyaratan pemrosesan dan kemampuan sistem, seperti lama tidaknya mengakses data, kapasitas memori yang tersedia dan sebagainya.

Tahapan-tahapan proses perancangan untuk memenuhi tujuan tersebut adalah:
1. Mengumpulkan dan menganalisis persyaratan
2. Merancang konsepsual basis data
3. Memilih Sistem Manajemen Basis Data
4. Merancang logikal basis data
5. Merancang fisikal basis data (pemetaan model data)
6. Implementasi sistem basis data

Dalam pelaksanaan perancangan tersebut terdapat dua kegiatan yang dapat dilakukan secara paralel, yaitu perancangan struktur dan isi data (analisis data) dan perancangan pemrosesan data serta program aplikasi (analisis fungsional).

Tahapan rancangan basis data seperti pada bagan di bawah ini tidak secara ketat harus diikuti secara berurutan. Karena antara tahap yang satu dengan yang lainnya dapat saling mempengaruhi dan memberi umpan balik.


Tahap I:
Koleksi & analisi persyaratan


Persyaratan Proses






Tahap II:
Rancangan konsepsual

Rancangan skema eksternal &
konsepsual
(terlepas dari DBMS)


E-R model
Definisi entitas



Tahap III:
Pemilihan DBMS




Tahap IV: Rancangan logikal





Tahap V: Rancangan fisikal

Rancangan skema eksternal &
konsepsual
(sesuai dengan DBMS terpilih)

Rancangan skema internal
(sesuai dengan DBMS terpilih)


Definisi: tabel. index. view, jalur, akses, format penyimpanan


Rancangan program aplikasi


Tahap VI:
Implementasi


Gambar 3.1 Tahapan perancangan basis data (kompilasi dari Elmasri R, 1994)

Haidar Dzacko. 2007. Basis Data (Database). Copyright© 2007 Mangosoft All rights reserved. 26
+Created 11/09/2007
Version 1.2.5 #Release 24/10/2007


Rancangan konsepsual basis data (tahap 2) menghasilkan skema konsepsual dari basis data yang
bebas dari DBMS tertentu. Dalam hal ini juga digunakan pemodelan bahasa tingkat tinggi seperti model E-R (Entity Relationship) atau EER (Enhanced Entity Relationship). Tahap ini juga menentukan transaksi data yang dapat dilakukan terhadap sistem basis data.

Rancangan logikal (tahap 4) disebut juga pemetaan model data, yaitu mentransformasikan model data yang telah dibuat pada tahap dua ke dalam model data yang sesuai dengan DBMS terpilih. Tahap ini juga melakukan perancangan skema eksternal untuk aplikasi yang ditentukan.

Rancangan fisikal basis data (tahap 5) melakukan pendefinisian basis data yang akan disimpan sesuai dengan SMBD yang digunakan, meliputi struktur penyimpanan data, format data dan jalur akses. Tahap ini disebut skema internal.


Koleksi dan Analisis Persyaratan
Koleksi dan analisis persyaratan merupakan proses pengumpulan dan analisis tujuan dan harapan pengguna untuk memperoleh informasi dari sistem basis data. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam tahapan ini adalah sebagai berikut:
a. Melakukan identifikasi bidang aplikasi dan kelompok pemakai
b. Mempelajari dan menganalisis dokumen yang ada pada aplikasi tertentu c. Mempelajari sistem yang sedang berjalan
d. Membuat semacam pertanyaan/angket pada calon pengguna yang dipandang potensial untuk memperoleh spesifikasi informasi dan proses yang diperlukan.


Perancangan Konsepsual Basis Data
Tahapan ini meliputi dua kegiatan yaitu rancangan skema konsepsual tentang organisasi data yang harus disimpan dalam basis data, dan rancangan transaksi yang dilakukan untuk memperoleh informasi dari sistem basis data hasil analisis persyaratan pada tahap 1.

Rancangan skema konsepsual
Hasil rancangan konsepsual merupakan pemodelan data dari pemahaman dunia nyata yang dituliskan dalam bahasa tingkat tinggi dan tidak terikat dengan DBMS yang akan digunakan. Umumnya pembuatan skema konsepsual ini menggunakan diagram E-R.

Untuk menyusun rancanngan konsepsual dimulai dengan identifikasi komponen utama dari skema
(entitas, hubungan, atribut) dengan mengacu pada karakateristik sebagai berikut:
a. Model data harus cukup memberikan tampilan yang menggambarkan perbedaan jenis data, hubungan dan constraint (ekspresif).
b. Model harus dibuat sederhana dan mudah dipahami serta digunakan oleh pengguna.
c. Penyajian model data dibuat dalam diagram yang mudah diinterprestasi
d. Penyajian model data dalam skema harus teliti dan tidak menimbulkan interprestasi (akurat).


Rancangan transaksi
Teknik pembuatan spesifikasi transaski dilakukan dengan melakukan identifikasi data masukan dan data keluaran serta sifat fungsional transaksi, sehingga perancang dapat membuat model konsepsual transaksi yang tidak terikat dengan sistem.

Fungsi-sungsi model transaksi adalah sebagai berikut:
a. Transaksi pemanggilan (retrieval transaction), yaitu pemanggilan data untuk ditampilkan di layar
monitor atau dicetak sebagai laporan.
b. Transaksi pembaharuan (update transaction), digunakan untuk pemasukan data baru atau
perubahan data lama.
c. Transaksi campuran (mixed transaction), digunakan untuk kombinasi pemanggilan data dan
pembaharuan data.


Pemilihan DBMS
Faktor-faktor yang menentukan pemilihan DBMS antara lain adalah faktor teknik, faktor ekonomi dan politik dalam organisasi.

Haidar Dzacko. 2007. Basis Data (Database). Copyright© 2007 Mangosoft All rights reserved. 27
+Created 11/09/2007
Version 1.2.5 #Release 24/10/2007


Faktor teknik meliputi kelangsungan dari DBMS untuk diterapkan dalam pengelolaan data seprti jenis
model DBMS, struktur penyimpanan data dan alur akses data, interface pengguna dan pemrogram, jenis bahasa tingkat tinggi dan sebagainya.

Faktor ekonomi diantaranya pembelian software DBMS, pembelian hardware, biaya pemeliharaan sistem, biaya penyusunan basis data dan lain sebagainya.


Pemodelan Logikal Basis Data
Tujuan dari tahap ini adalah menyusun rancangan konsepsual dan skema eksternal yang sesuai dengan DBMS yang dipilih. Langkah-langkah yang dilakukannya adalah:
a. Pemetaan (transformasi data) yang tidak terikat sistem. b. Penyusunan skema sesuai dengan DBMS.


Perancangan Fisikal Basis Data
Tujuan dari perancangan ini adalah untuk membuat spesifikasi struktur penyimpanan dan jalur akses data sehingga diperoleh kemampuan sistem yang baik untuk berbagi aplikasi. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam perancangan fisikal adalah:

1. Waktu tanggap. Yaitu waktu yang digunakan oleh sistem sejak transaski basis data dimasukkan untuk dieksekusi sampai mendapat tanggapan dari sistem. Faktor yang mempengaruhinya dalah waktu akses basis data yang dikendalikan oleh DBMS serta dipengaruhi oleh sistem pemuatan data (loading) pada komputer, sistem operasi yang digunakan, atau penundaan sistem komunikasi.
2. Penggunaan memori komputer. Merupakan kapasitas memori komputer yang digunakan untuk menyimpan berkas-berkas basis data dan struktur jalur akses.
3. Transaksi data. Kemampuan melakukan transaksi data tiap satuan waktu merupakan hal yang kritis.


Implementasi Sistem Basis Data
Tahap ini merupakan implementasi dari hasil pemodelan logikal dan fisikal. Bahasa yang digunakan untuk definisi data atau penyimpanan data yang sesuai dengan DBMS terpilih. Implementasi penyusunan basis data dimulai dari pembuatan berkas-berkas data kosong yang akan digunakan untuk menyimpan data dalam basis data. Kemudian dilanjutkan dengan pemasukan data untuk tiap instansi tabel.

Dalam impelementasi rancangan transaksi, program aplikasi ditulis dengan bahasa manipulasi data yang sesuai. Program-program aplikasi yang dibuat harus dilakukan uji coba dulu untuk menguji kebenaran program. Setelah diuji kemudian diimplementasikan dalam operasional sistem basis data.


BERLANJUT …

Haidar Dzacko. 2007. Basis Data (Database). Copyright© 2007 Mangosoft All rights reserved. 28
+Created 11/09/2007
Version 1.2.5 #Release 24/10/2007


Referensi:

[Abdul1999] Abdul Kadir. 1999. Konsep & Tuntunan Praktis Basis Data. Penerbit Andi. Yogyakarta.

[David2002] David M. Kroenke. 2002. Database Processing Fundamentals, Design, and
Implementation. Eight Edition. Pretince Hall.

[Ramez2000] Ramez Elmasri & Shamkant B Navathe. 2000. Database System.

[R.E. 2003] R.E. Wyllys. 2003. Database-Management Principles And Applications.

[Sitansu1991] Sitansu S. Mittra. 1991. Principles of Relational Database Systems. International
Editions. Prentice-Hall. New Jersey.

[Waliyanto2000]Waliyanto. 2000. Sistem Basis Data Analisis dan Pemodelan Data. J&J Learning. Yogyakarta.

Cara Merakit PC

Cara merakit computer
Berikut ini akan dibahas mengenai bagaimana cara merakit komputer, terutama bagi mereka yang baru belajar .. dari beberapa referensi yang saya pelajari .. maka berikut ini akan dijelaskan langkah demi langkah cara merakit komputer, mudah-mudahan bermanfaat .. Red. deden
Komponen perakit komputer tersedia di pasaran dengan beragam pilihan kualitas dan harga. Dengan merakit sendiri komputer, kita dapat menentukan jenis komponen, kemampuan serta fasilitas dari komputer sesuai kebutuhan.Tahapan dalam perakitan komputer terdiri dari:
A. Persiapan
B. Perakitan
C. Pengujian
D. Penanganan Masalah


Persiapan
Persiapan yang baik akan memudahkan dalam perakitan komputer serta menghindari permasalahan yang mungkin timbul.Hal yang terkait dalam persiapan meliputi:
1. Penentuan Konfigurasi Komputer
2. Persiapan Kompunen dan perlengkapan
3. Pengamanan
Penentuan Konfigurasi Komputer
Konfigurasi komputer berkait dengan penentuan jenis komponen dan fitur dari komputer serta bagaimana seluruh komponen dapat bekerja sebagai sebuah sistem komputer sesuai keinginan kita.Penentuan komponen dimulai dari jenis prosessor, motherboard, lalu komponen lainnya. Faktor kesesuaian atau kompatibilitas dari komponen terhadap motherboard harus diperhatikan, karena setiap jenis motherboard mendukung jenis prosessor, modul memori, port dan I/O bus yang berbeda-beda.
Persiapan Komponen dan Perlengkapan
Komponen komputer beserta perlengkapan untuk perakitan dipersiapkan untuk perakitan dipersiapkan lebih dulu untuk memudahkan perakitan. Perlengkapan yang disiapkan terdiri dari:
• Komponen komputer
• Kelengkapan komponen seperti kabel, sekerup, jumper, baut dan sebagainya
• Buku manual dan referensi dari komponen
• Alat bantu berupa obeng pipih dan philips
Software sistem operasi, device driver dan program aplikasi.

Buku manual diperlukan sebagai rujukan untuk mengatahui diagram posisi dari elemen koneksi (konektor, port dan slot) dan elemen konfigurasi (jumper dan switch) beserta cara setting jumper dan switch yang sesuai untuk komputer yang dirakit.Diskette atau CD Software diperlukan untuk menginstall Sistem Operasi, device driver dari piranti, dan program aplikasi pada komputer yang selesai dirakit.
Pengamanan
Tindakan pengamanan diperlukan untuk menghindari masalah seperti kerusakan komponen oleh muatan listrik statis, jatuh, panas berlebihan atau tumpahan cairan.Pencegahan kerusakan karena listrik statis dengan cara:
• Menggunakan gelang anti statis atau menyentuh permukaan logam pada casing sebelum memegang komponen untuk membuang muatan statis.
• Tidak menyentuh langsung komponen elektronik, konektor atau jalur rangkaian tetapi memegang pada badan logam atau plastik yang terdapat pada komponen.

Perakitan
Tahapan proses pada perakitan komputer terdiri dari:
1. Penyiapan motherboard
2. Memasang Prosessor
3. Memasang heatsink
4. Memasang Modul Memori
5. memasang Motherboard pada Casing
6. Memasang Power Supply
7. Memasang Kabel Motherboard dan Casing
8. Memasang Drive
9. Memasang card Adapter
10. Penyelesaian Akhir

1. Penyiapan motherboard
Periksa buku manual motherboard untuk mengetahui posisi jumper untuk pengaturan CPU speed, speed multiplier dan tegangan masukan ke motherboard. Atur seting jumper sesuai petunjuk, kesalahan mengatur jumper tegangan dapat merusak prosessor.

2. Memasang Prosessor
Prosessor lebih mudah dipasang sebelum motherboard menempati casing. Cara memasang prosessor jenis socket dan slot berbeda.Jenis socket
1. Tentukan posisi pin 1 pada prosessor dan socket prosessor di motherboard, umumnya terletak di pojok yang ditandai dengan titik, segitiga atau lekukan.
2. Tegakkan posisi tuas pengunci socket untuk membuka.
3. Masukkan prosessor ke socket dengan lebih dulu menyelaraskan posisi kaki-kaki prosessor dengan lubang socket. rapatkan hingga tidak terdapat celah antara prosessor dengan socket.
4. Turunkan kembali tuas pengunci.

Jenis Slot
1. Pasang penyangga (bracket) pada dua ujung slot di motherboard sehingga posisi lubang pasak bertemu dengan lubang di motherboard
2. Masukkan pasak kemudian pengunci pasak pada lubang pasak
Selipkan card prosessor di antara kedua penahan dan tekan hingga tepat masuk ke lubang slot.


3. Memasang Heatsink
Fungsi heatsink adalah membuang panas yang dihasilkan oleh prosessor lewat konduksi panas dari prosessor ke heatsink.Untuk mengoptimalkan pemindahan panas maka heatsink harus dipasang rapat pada bagian atas prosessor dengan beberapa clip sebagai penahan sedangkan permukaan kontak pada heatsink dilapisi gen penghantar panas.Bila heatsink dilengkapi dengan fan maka konektor power pada fan dihubungkan ke konektor fan pada motherboard.


4. Memasang Modul Memori
Modul memori umumnya dipasang berurutan dari nomor socket terkecil. Urutan pemasangan dapat dilihat dari diagram motherboard.Setiap jenis modul memori yakni SIMM, DIMM dan RIMM dapat dibedakan dengan posisi lekukan pada sisi dan bawah pada modul.Cara memasang untuk tiap jenis modul memori sebagai berikut.
Jenis SIMM
1. Sesuaikan posisi lekukan pada modul dengan tonjolan pada slot.
2. Masukkan modul dengan membuat sudut miring 45 derajat terhadap slot
3. Dorong hingga modul tegak pada slot, tuas pengunci pada slot akan otomatis mengunci modul.



Jenis DIMM dan RIMM
Cara memasang modul DIMM dan RIMM sama dan hanya ada satu cara sehingga tidak akan terbalik karena ada dua lekukan sebagai panduan. Perbedaanya DIMM dan RIMM pada posisi lekukan
1. Rebahkan kait pengunci pada ujung slot
2. sesuaikan posisi lekukan pada konektor modul dengan tonjolan pada slot. lalu masukkan modul ke slot.
3. Kait pengunci secara otomatis mengunci modul pada slot bila modul sudah tepat terpasang.



5. Memasang Motherboard pada Casing
Motherboard dipasang ke casing dengan sekerup dan dudukan (standoff). Cara pemasangannya sebagai berikut:
1. Tentukan posisi lubang untuk setiap dudukan plastik dan logam. Lubang untuk dudukan logam (metal spacer) ditandai dengan cincin pada tepi lubang.
2. Pasang dudukan logam atau plastik pada tray casing sesuai dengan posisi setiap lubang dudukan yang sesuai pada motherboard.
3. Tempatkan motherboard pada tray casing sehinga kepala dudukan keluar dari lubang pada motherboard. Pasang sekerup pengunci pada setiap dudukan logam.
4. Pasang bingkai port I/O (I/O sheild) pada motherboard jika ada.
5. Pasang tray casing yang sudah terpasang motherboard pada casing dan kunci dengan sekerup.








6. Memasang Power Supply
Beberapa jenis casing sudah dilengkapi power supply. Bila power supply belum disertakan maka cara pemasangannya sebagai berikut:
1. Masukkan power supply pada rak di bagian belakang casing. Pasang ke empat buah sekerup pengunci.
2. HUbungkan konektor power dari power supply ke motherboard. Konektor power jenis ATX hanya memiliki satu cara pemasangan sehingga tidak akan terbalik. Untuk jenis non ATX dengan dua konektor yang terpisah maka kabel-kabel ground warna hitam harus ditempatkan bersisian dan dipasang pada bagian tengah dari konektor power motherboard. Hubungkan kabel daya untuk fan, jika memakai fan untuk pendingin CPU.

7. Memasang Kabel Motherboard dan Casing
Setelah motherboard terpasang di casing langkah selanjutnya adalah memasang kabel I/O pada motherboard dan panel dengan casing.
1. Pasang kabel data untuk floppy drive pada konektor pengontrol floppy di motherboard
2. Pasang kabel IDE untuk pada konektor IDE primary dan secondary pada motherboard.
3. Untuk motherboard non ATX. Pasang kabel port serial dan pararel pada konektor di motherboard. Perhatikan posisi pin 1 untuk memasang.
4. Pada bagian belakang casing terdapat lubang untuk memasang port tambahan jenis non slot. Buka sekerup pengunci pelat tertutup lubang port lalumasukkan port konektor yang ingin dipasang dan pasang sekerup kembali.
5. Bila port mouse belum tersedia di belakang casing maka card konektor mouse harus dipasang lalu dihubungkan dengan konektor mouse pada motherboard.
6. Hubungan kabel konektor dari switch di panel depan casing, LED, speaker internal dan port yang terpasang di depan casing bila ada ke motherboard. Periksa diagram motherboard untuk mencari lokasi konektor yang tepat.




8. Memasang Drive
Prosedur memasang drive hardisk, floppy, CD ROM, CD-RW atau DVD adalah sama sebagai berikut:
1. Copot pelet penutup bay drive (ruang untuk drive pada casing)
2. Masukkan drive dari depan bay dengan terlebih dahulu mengatur seting jumper (sebagai master atau slave) pada drive.
3. Sesuaikan posisi lubang sekerup di drive dan casing lalu pasang sekerup penahan drive.
4. Hubungkan konektor kabel IDE ke drive dan konektor di motherboard (konektor primary dipakai lebih dulu)
5. Ulangi langkah 1 samapai 4 untuk setiap pemasangan drive.
6. Bila kabel IDE terhubung ke du drive pastikan perbedaan seting jumper keduanya yakni drive pertama diset sebagai master dan lainnya sebagai slave.
7. Konektor IDE secondary pada motherboard dapat dipakai untuk menghubungkan dua drive tambahan.
8. Floppy drive dihubungkan ke konektor khusus floppy di motherboard
Sambungkan kabel power dari catu daya ke masing-masing drive.

9. Memasang Card Adapter
Card adapter yang umum dipasang adalah video card, sound, network, modem dan SCSI adapter. Video card umumnya harus dipasang dan diinstall sebelum card adapter lainnya. Cara memasang adapter:
1. Pegang card adapter pada tepi, hindari menyentuh komponen atau rangkaian elektronik. Tekan card hingga konektor tepat masuk pada slot ekspansi di motherboard
2. Pasang sekerup penahan card ke casing
3. Hubungkan kembali kabel internal pada card, bila ada.

10. Penyelessaian Akhir
1. Pasang penutup casing dengan menggeser
2. sambungkan kabel dari catu daya ke soket dinding.
3. Pasang konektor monitor ke port video card.
4. Pasang konektor kabel telepon ke port modem bila ada.
5. Hubungkan konektor kabel keyboard dan konektor mouse ke port mouse atau poert serial (tergantung jenis mouse).
6. Hubungkan piranti eksternal lainnya seperti speaker, joystick, dan microphone bila ada ke port yang sesuai. Periksa manual dari card adapter untuk memastikan lokasi port.


Pengujian
Komputer yang baru selesai dirakit dapat diuji dengan menjalankan program setup BIOS. Cara melakukan pengujian dengan program BIOS sebagai berikut:
1. Hidupkan monitor lalu unit sistem. Perhatikan tampilan monitor dan suara dari speaker.
2. Program FOST dari BIOS secara otomatis akan mendeteksi hardware yang terpasang dikomputer. Bila terdapat kesalahan maka tampilan monitor kosong dan speaker mengeluarkan bunyi beep secara teratur sebagai kode indikasi kesalahan. Periksa referensi kode BIOS untuk mengetahui indikasi kesalahan yang dimaksud oleh kode beep.
3. Jika tidak terjadi kesalahan maka monitor menampilkan proses eksekusi dari program POST. ekan tombol interupsi BIOS sesuai petunjuk di layar untuk masuk ke program setup BIOS.
4. Periksa semua hasil deteksi hardware oleh program setup BIOS. Beberapa seting mungkin harus dirubah nilainya terutama kapasitas hardisk dan boot sequence.
5. Simpan perubahan seting dan keluar dari setup BIOS.
Setelah keluar dari setup BIOS, komputer akan meload Sistem OPerasi dengan urutan pencarian sesuai seting boot sequence pada BIOS. Masukkan diskette atau CD Bootable yang berisi sistem operasi pada drive pencarian.
Penanganan Masalah
Permasalahan yang umum terjadi dalam perakitan komputer dan penanganannya antara lain:
1. Komputer atau monitor tidak menyala, kemungkinan disebabkan oleh switch atau kabel daya belum terhubung.
2. Card adapter yang tidak terdeteksi disebabkan oleh pemasangan card belum pas ke slot/
LED dari hardisk, floppy atau CD menyala terus disebabkan kesalahan pemasangan kabel konektor atau ada pin yang belum pas terhubung. Selamat Mencoba dan Semoga Bermanfaat.

Sistem Informasi Kepakaran

Revision
1.0

Desain
Analisis
dan

Kebutuhan

Sistem
Informasi
Kepakaran

(SIKAP)

Revision
1.0

PENDAHULUAN

Sekilas
Pandang

Universitas
 Indonesia
 di
 masa
 depan
 akan
 menjadi
 universitas
 riset
 bertaraf

internasional
yang
menjadi
pusat
unggulan
dalam
ilmu
pengetahuan,
teknologi,
seni
dan

budaya.
Direktorat
Riset
dan
Pengabdian
Masyarakat
UI
(DRPM
UI)
yang
menjadi
unit

pelaksana
 manajemen
 dalam
 bidang
 riset
 dan
 pengabdian
 masyarakat
 telah

mengembangkan
 sebuah
 sistem
 informasi
 untuk
 menampung,
 melakukan
 pencarian,

dan
 mengetahui
 statistik
 kepakaran
 di
 lingkungan
 Universitas
 Indonesia.
 Sistem
 ini

dinamakan
 Sistem
 Informasi
 Kepakaran
 (SIKAP).
 Melalui
 sistem
 informasi
 ini
 dapat

diakses
 informasi
 kepakaran
 dosen‐dosesn
 UI
 dari
 semua
 rumpun
 ilmu
 baik
 Sains‐
Teknologi,
Kesehatan,
Teknologi
Informasi
dan
Komunikasi
serta
Humaniora.


Latar
Belakang

DRPM
 UI
 merupakan
 unit
 pelaksana
 manajemen
 yang
 memfasilitasi
 dan
 mendukung

pelaksanaan
 kegiatan
 riset
 dan
 pengabdian
 sivitas
 akademik
 UI
 kepada
 masyarakat.

Sesuai
dengan
visi
dan
misi
dari
Universitas
Indonesia
untuk
menjadi
universitas
riset

bertaraf
 internasional,
 DRPM
 UI
 membutuhkan
 suatu
 sistem
 informasi
 yang
 dapat

memberikan
efektifitas
dan
efisiensi
dan
dapat
menampung
seluruh
data
pakar
yang

terdapat
 di
 lingkungan
 Universitas
 Indonesia.
 Dimana
 salah
 satu
 syarat
 untuk

mendapatkan
akreditas
di
mata
internasional
adalah
kuantitas
dan
kualitas
dari
riset

yang
dilakukan
dan
kepakaran
dari
suatu
universitas
tersebut.

Selama
 ini
 DRPM
 UI,
 mencatat
 seluruh
 data
 pakar
 dan
 seluruh
 riset
 /
 publikasi
 dari

pakar
 tersebut
 secara
 manual
 dengan
 menggunakan
 berkas
 Microsoft
 Excel.
 Hal

tersebut
 dianggap
 kurang
 efisien
 dan
 efektif,
 karena
 data
 kepakaran
 yang
 terdata

tersebut
tidak
bersifat
terpusat
dan
terstruktur,
mudah
hilang,
dan
tidak
bisa
diakses

secara
umum
oleh
warga
luar
ataupun
dalam
Universitas
Indonesia

Revision
1.0

Hal
 tersebut
 terkadang
 menyebabkan
 pendataan
 kepakaran
 yang
 bertujuan
 untuk

meningkatkan
 akreditas
 Universitas
 Indonesia
 di
 mata
 dunia
 internasional
 terkadang

tidak
terlalu
lengkap,
karena
adanya
data‐data
yang
tidak
terdata
ataupun
hilang.

Karena
 penyimpanan
 data
 pakar
 yang
 tidak
 efisien
 dan
 tidak
 efektif
 tersebut,

dibutuhkannya
suatu
sistem
informasi
yang
dpat
menyimpan
seluruh
data
kepakaran

secara
 terpusat
 dan
 terstruktur
 dan
 dapat
 diakses
 secara
 umum
 oleh
 warga
 luar

ataupun
dalam
UI.
Untuk
dapat
menerapkan
sistem
informasi
dibutuhkan
suatu
analisis

mengenai
kebutuhan
yang
diperlukan.

Tujuan
Proyek

Tujuan
dari
proyek
ini
adalah
untuk
memberikan
kemudahan
dalam
pendataan
pakar

yang
terdapat
di
lingkungan
Universitas
Indonesia
dan
dapat
membantu
meningkatkan

akreditas
 Universitas
 Indonesia
 di
 mata
 dunia
 internasional
 dengan
 mengembangkan

Sistem
 Informasi
 Kepakaran
 (SIKAP)
 yang
 mendata
 dan
 menyimpan
 seluruh
 data

kepakaran
 yang
 terdapat
 di
 lingkungan
 Universitas
 Indonesia.
 Ciri‐ciri
 dari
 sistem

informasi
yang
akan
dikembangkan
tersebut
adalah
sebagai
berikut:

1.
Sistem
yang
dikembangkan
merupakan
sistem
berbasis
Web,
sehingga
dapat
diakses

dari
berbagai
tempat
selama
masih
terkoneksi
dengan
Internet.

2.
Seluruh
data
akan
tercatat
secara
terpusat
dan
terstruktur,
sehingga
pihk
DRPM
UI

dapat
 menghitung
 jumlah
 dan
 statustik
 dari
 pakar
 yang
 terdapat
 pada
 lingkungan

Universitas
 Indonesia
 baik
 dari
 kuantitas
 ataupun
 kualitas
 dari
 riset,
 publikasi,
 dan

keanggotaan
organisasi
internasional
dari
pakar
secara
efisien
dan
efektif.

3.
Pengelolaan
data
yang
leih
efektif
dan
efisien,
dimana
data
dapat
diisi
darimana
saja

selama
masih
ada
koneksi
internet.

4.
 Sistem
 dapat
 menampilkan
 statistik
 dari
 data
 pakar
 yang
 tercatat
 pada
 sistem,

sehingga
 warga
 luar
 ataupun
 dalam
 Universitas
 Indonesia,
 seperti
 bidang
 unggulan,

kepakaran,
dan
jumlah
publikasi,
dll.

Revision
1.0

Ruang
LIngkup

Sistem
 Informasi
 Kepakaran
 (SIKAP)
 yang
 akan
 dikembangkan
 ini
 akan
 dipergunakan

untuk
 membantu
 kelancaran
 proses
 bisnis
 pendataan
 data
 pakar
 yang
 terdapat
 di

lingkungan
 Universitas
 Indonesia,
 memudahkan
 penghitungan
 jumlah
 pakar

berdasarkan
bidang
unggulan,
kepakaran,
jenis
kelamin,
publikasi,
riset,
keanggotaan,

dan
 yang
 lainnya,
 yang
 dibutuhkan
 dalam
 penentuan
 urutan
 /
 peringkat
 Universitas

Indonesia
 di
 dunia
 internasional,
 serta
 memudahkan
 warga
 luar
 ataupun
 sivitas

akademika
UI
yang
ingin
mencari
ataupun
mengambil
informasi
mengani
pakar‐pakar

yang
terdapat
di
lingkungan
Universitas
Indonesia.

Revision
1.0

ANALISIS
DAN
DESAIN

Identifikasi
Aktor


Sebelum
 kita
 melakukan
 pemodelan
 use
 case,
 terlebih
 dahulu
 kita
 akan
 melakukan

identifikasi
terhadap
jenis
pengguna
/
aktor
yang
dapat
mengakses
sistem.
Berikut
ini

adalah
daftar
pengguna
sistem
/
aktor:

Aktor
 Deskripsi

Administrator
 Individu
yang
berperan
dalam
manajemen

sistem
secara
keseluruhan
baik
keterkaitan

dengan
 pengguna
 sistem
 maupun
 data

sistem.

Author
 Individu
yang
memiliki
peran
yang
hampir

mirip
 dengan
 Administrator,
 akan
 tetapi

tidak
memiliki
hak
akses
terhadap
hal‐hal

yang
 berkaitan
 dengan
 manajemen
 inti

sistem.
 Berfungsi
 untuk
 membantu
 tugas

Administrator.

Viewer
 Individu
yang
tidak
memiliki
login
dan
hak

akses
untuk
mengatur
manajemen
sistem,

dan
hanya
dapat
melihat
data‐data
pakar

yang
disediakan
oleh
sistem.






Revision
1.0

Daftar
Use
Case

Aktor
 Aktivitas

1.0
Author
/
Administrator
 1.0.0
Login


 


1.0.1
Data
Pakar


 


1.0.1.1
Melihat
Data
Pakar


 


1.0.1.2
Mengubah
Data
Pakar


 


1.0.1.3
Menghapus
Data
Pakar


 


1.0.1.4
Menambah
Data
Pakar


 1.0.2
Data
Publikasi


 


1.0.2.1
Melihat
Data
Publikasi


 


1.0.2.2
Mengubah
Data
Publikasi


 


1.0.2.3
Menghapus
Data
Publikasi


 


1.0.2.4
Menambah
Data
Publikasi


 1.0.3
Data
Keanggotaan


 


1.0.3.1
Melihat
Data
Keanggotaan


 


1.0.3.2
Mengubah
Data
Keanggotaan


 


1.0.3.3
Menghapus
Data
Keanggotaan


 


1.0.3.4
Menambah
Data
Keanggotaan


 1.0.4
Data
Penelitian


 


1.0.4.1
Melihat
Data
Penelitian


 


1.0.4.2
Mengubah
Data
Penelitian


 


1.0.4.3
Menghapus
Data
Penelitian


 


1.0.4.4
Menambah
Data
Penelitian


 1.0.5
Melihat
Statistik
Kepakaran


 1.0.6
Pencarian
Data
Kepakaran

1.1
Administrator
 1.1.1
Pengguna
Sistem


 


1.1.1.1
Melihat
Pengguna
Sistem


 


1.1.1.2
Mengubah
Pengguna
Sistem

Revision
1.0


 


1.1.1.3
Menghapus
Pengguna
Sistem


 


1.1.1.4
Menambah
Pengguna
Sistem


 1.1.2
Pemetaan
Kode
Dewey


 


1.1.2.1
Melihat
Daftar
Kode
Dewey
Kepakaran


 


1.1.2.2
Mengubah
Data
Kode
Dewey
Kepakaran


 


1.1.2.3
Menghapus
Data
Kode
Dewey
Kepakaran


 


1.1.2.4
Menambah
Data
Kode
Dewey
Kepakaran


Revision
1.0

Use
Case
Narrative

Use
Case
ID
 1.0.0

Use
Case
Name
 Login

Scope
 Sistem
Informasi
Kepakaran

Primary
Actors
 Author
/
Administrator

Stakeholders
and
Interests
 Primary
 Actors
 dapat
 melakukan
 Login

untuk
 mengakses
 menu‐menu
 yang

berhubungan
 dengan
 perannya
 masing‐
masing

Preconditions
 ‐
 Pengguna
 telah
 memiliki
 akun
 Author

atau
Administrator

‐
 Pengguna
 mengakses
 halaman
 utama

SIKAP

Postconditions
 Pengguna
 sistem
 telah
 Login,

terautentikasi
 dan
 dapat
 mengakases

menu‐menu
lainnya

Main
Success
od
Basic
Flow
 1.
 Pada
 halaman
 utama
 pengguna
 akan

mengisi
kotak
Login
dengan
username
dan

password.

2.
 Sistem
 akan
 mengecek
 apakah

username
dan
password
yang
dimasukkan

oleh
pengguna
valid.

3.
 Jika
 valid,
 pengguna
 bisa
 mengakses

menu
sesuai
dengan
perannya.

4.
 Pengguna
 selesai
 melakukan
 proses

Login
dan
dapat
memasuki
halaman
utama

SIKAP.

Extensions
Alternative
Flows
 3a.
Pengguna
memasukkan
username
dan

Revision
1.0

password
yang
tidak
valid
atau
tidak
sesuai

dengan
akun
yang
tercatat
di
dalam
basis

data,
 sistem
 akan
 meminta
 pengguna

memasukkan
ulang
input.


Revision
1.0


Use
Case
ID
 1.0.1.1

Use
Case
Name
 Melihat
Data
Kepakaran

Scope
 Sistem
Informasi
Kepakaran

Primary
Actors
 Author
/
Administrator

Stakeholders
and
Interests
 Primary
Actors
telah
login
pada
sistem
dan

dapat
melihat
data
para
pakar
yang
sudah

tercatat
di
dalam
sistem.

Preconditions
 ‐
 Pengguna
 telah
 memiliki
 akun
 Author
 /

Admin
 atau
 tidak
 memiliki
 akun
 sama

sekali
(Viewer)

‐
 Pengguna
 mengakses
 halaman
 utama

SIKAP
dan
menu
data
Pakar

Postconditions
 Pengguna
 dapat
 melihat
 seluruh
 data

pakar
 yang
 terdapat
 pada
 lingkungan

Universitas
Indonesia.

Main
Success
od
Basic
Flow
 1.
 Administrator
 /
 Author
 mengakses

menu
 data
 pakar
 yang
 terdapat
 pada

sistem.

2.
 Selanjutnya
 akan
 ditampilkan
 daftar

pakar
 yang
 terdapat
 pada
 lingkungan

Universitas
Indonesia.

Extensions
Alternative
Flows
 ‐



Revision
1.0


Use
Case
ID
 1.0.1.2

Use
Case
Name
 Mengubah
Data
Pakar

Scope
 Sistem
Informasi
Kepakaran

Primary
Actors
 Author
/
Administrator

Stakeholders
and
Interests
 Primary
Actors
telah
Login
pada
sistem
dan

dapat
 mengubah
 data
 pakar
 yang
 telah

tersimpan
di
dalam
sistem.

Preconditions
 ‐
 Pengguna
 telah
 memiliki
 akun
 Author
 /

Administrator.

‐
 Pengguna
 mengakses
 halaman
 utama

SIKAP
dan
menu
Data
Pakar.

‐
 Pengguna
 mengakses
 halaman
 edit

terhadap
data
pakar
terpilih.

Postconditions
 Pengguna
 dapat
 mengubah
 data
 pakar

yang
dipilihnya
dan
dapat
menyimpan
data

perubahan
tersebut.

Main
Success
od
Basic
Flow
 1.
 Administrator
 atau
 Author
 mengakses

menu
 Data
 Pakar
 yang
 terdapat
 pada

sistem.

2.
 Selanjutnya
 akan
 ditampilkan
 daftar

pakar
 yang
 terdapat
 pada
 lingkungan

Universitas
Indonesia.

3.
Pengguna
dapat
mengakses
menu
edit

data
pakar
tertentu.

4.
 Pengguna
 melakukan
 perubahan‐
perubahan
 pada
 kolom
 formulir
 dijital

yang
disediakan.

Revision
1.0

5.
Pengguna
dapat
menyimpan
perubahan

dari
data
pakar
yang
diubahnya.

Extensions
Alternative
Flows
 3a.
 Apabila
 pengecekan
 validitas
 dari

pengguna
 yang
 sedang
 terlogin
 bukanlah

Author
 /
 Administrator,
 maka
 akan

ditampilkan
 peringatan
 bahwa
 pengguna

selain
 Author
 /
 Administrator
 tidak

memiliki
akses
terhadap
menu
ini.

5a.
Apabila
ada
isian
data
perubahan
yang

tidak
 terlalu
 lengkap
 maka
 sistem
 akan

menampilkan
 bahwa
 terdapat
 data
 yang

harus
diisi.
Data
yang
belum
lengkap
diisi

dapat
menyebabkan
perubahan
data
pakar

tersebut
tidak
akan
disimpan
oleh
sistem.


Revision
1.0


Use
Case
ID
 1.0.1.3

Use
Case
Name
 Menghapus
Data
Pakar

Scope
 Sistem
Informasi
Kepakaran

Primary
Actors
 Author
/
Administrator

Stakeholders
and
Interests
 Primary
Actors
telah
Login
pada
sistem
dan

dapat
 menghapus
 data
 pakar
 yang
 telah

tersimpan
di
dalam
sistem.

Preconditions
 ‐
 Pengguna
 telah
 memiliki
 akun
 Author

ataupun
Administrator.

‐
 Pengguna
 mengakses
 halaman
 utama

SIKAP
dan
menu
Data
Pakar.

‐
 Pengguna
 mengakses
 menu
 Delete

terhadap
data
pakar
tertentu.

Postconditions
 Pengguna
 dapat
 menghapus
 data
 pakar

yang
ingin
dihapusnya,
data
pakar
tersebut

akan
dihapus
dari
basis
data
sistem.

Main
Success
od
Basic
Flow
 1.
 Administrator
 atau
 Author
 mengakses

menu
 Data
 Pakar
 yang
 terdapat
 pada

sistem.

2.
 Selanjutnya
 akan
 ditampilkan
 daftar

pakar
yang
sudah
tersimpan
di
dalam
basis

data
sistem.

3.
 Pengguna
 dapat
 mengakses
 menu

Delete
data
pakar
tertentu.

4.
Pengguna
melakukan
konfirmasi
ulang,

untuk
 meyakinkan
 apakah
 benar
 atau

tidak
untuk
menghapus
data
pakar
ini.

Revision
1.0

Extensions
Alternative
Flows
 3a.
 Apabila
 penegcekana
 validitas
 dari

pengguna
yang
sedang
login
bukan
sebagai

Administrator
ataupun
Author,
maka
akan

ditampilkan
 peringatan
 bahwa
 pengguna

selain
 Author
 /
 Administrator
 tidak

memiliki
akses
terhadap
menu
ini.

4a.
 Apabila
 pengguna
 memilih
 tidak
 jadi

menghapus,
 maka
 sistem
 tidak
 akan

menghapus
data
pakar
tersebut.


Revision
1.0


Use
Case
ID
 1.0.1.4

Use
Case
Name
 Menambah
Data
Pakar

Scope
 Sistem
Informasi
Kepakaran

Primary
Actors
 Author
/
Administrator

Stakeholders
and
Interests
 Primary
Actors
telah
Login
pada
sistem
dan

dapat
menambah
data
pakar
yang
belum

tercatat
atau
tersimpan
di
dalam
sistem.

Preconditions
 ‐
 Pengguna
 telah
 memiliki
 akun
 Author

ataupun
Administrator.

‐
Pengguna
mengakses
menu
tambah
data

pakar.

Postconditions
 Pengguna
 dapat
 menambah
 data
 pakar

dan
menyimpan
data
pakar
baru
tersebut

di
dalam
sistem.

Main
Success
od
Basic
Flow
 1.
 Administrator
 /
 Author
 mengakses

menu
 Data
 Pakar
 yang
 terdapat
 pada

sistem.

2.
 Selanjutnya
 akan
 ditampilkan
 daftar

pakar
yang
sudah
tercatat
atau
tersimpan

di
dalam
sistem.

3.
 Pengguna
 mengakses
 menu
 tambah

data
pakar
pada
halaman
tersebut.

4.
 Pengguna
 mengisi
 formulir
 isian
 dijital

mengenai
Data
Pakar
yang
akan
disimpan

di
dalam
sistem.

5.
Pengguna
dapat
menyimpan
Data
Pakar

yang
 telah
 diisi
 pada
 formulir
 yang

Revision
1.0

disediakan.

Extensions
Alternative
Flows
 3a.
 Apabila
 pengecekan
 validitas
 dari

pengguna
 yang
 sedang
 terlogin
 bukanlah


Author
 /
 Administrator,
 maka
 akan

ditampilkan
 peringatan
 bahwa
 pengguna

selain
 Author
 /
 Administrator
 tidak

memliki
akses
terhadap
menu
ini.

5a.
Apabila
ada
beberapa
isian
data
yang

harus
 diisi
 tetapi
 tidak
 diisi,
 maka
 data

tidak
 akan
 tersimpan
 di
 dalam
 sistem

sebelum
kolom
tersebut
ikut
diisi.


Revision
1.0


Use
Case
ID
 1.0.2.1

/
1.0.3.1
/
1.0.4.1

Use
Case
Name
 Melihat
(Data
Publikasi,
Data
Keanggotaan

dan
Data
Penelitian)

Scope
 Sistem
Informasi
Kepakaran

Primary
Actors
 Author
/
Administrator

Stakeholders
and
Interests
 Primary
Actors
telah
login
pada
sistem
dan

dan
masuk
ke
dalam
menu
data
pakar.

Preconditions
 ‐
 Pengguna
 telah
 memiliki
 akun
 Author
 /

Admin
 atau
 tidak
 memiliki
 akun
 sama

sekali
(Viewer).

‐
 Pengguna
 mengakses
 halaman
 utama

SIKAP
dan
menu
data
pakar,
serta
memilih

salah
 satu
 pakar
 tersebut
 agar
 dapat

melihat
 detil
 dari
 pakar
 tersebut,

diantaranya
adalah
daftar
publikasi,
daftar

keanggotaan,

dan
daftar
penelitian.

Postconditions
 Pengguna
 dapat
 melihat
 detil
 lebih
 dari

pakar
 yang
 dipilihnya,
 dimana
 detil
 dari

setiap
 pakar
 ini
 adalah
 mengenai
 data

publikasi,
 data
 keanggotaan,
 dan
 data

penelitiannya

Main
Success
od
Basic
Flow
 1.
 Administrator
 /
 Author
 mengakses

menu
 data
 pakar
 yang
 terdapat
 pada

sistem.

2.
 Selanjutnya
 akan
 ditampilkan
 daftar

pakar
 yang
 terdapat
 pada
 lingkungan

Universitas
Indonesia.

Revision
1.0

3.
 Dilakukan
 pemilihan
 salah
 satu
 pakar

yang
 terdapat
 pada
 daftar
 pakar
 untuk

melihat
detil
dari
pakar
tersebut.

4.
 Akan
 ditampilkan
 detil
 dari
 pakar

tersebut,
 diantaranya
 adalah
 data

publikasi,
 data
 keanggotaan,
 dan
 data

penelitian.

Extensions
Alternative
Flows
 ‐


Revision
1.0


Use
Case
ID
 1.0.2.2
/
1.0.3.2
/
1.0.4.2

Use
Case
Name
 Mengubah
 (Data
 Publikasi,
 Data

Keanggotaan,
dan
Data
Penelitian)

Scope
 Sistem
Informasi
Kepakaran

Primary
Actors
 Author
/
Administrator

Stakeholders
and
Interests
 Primary
Actors
telah
Login
pada
sistem
dan

dapat
 mengubah
 data
 publikasi,

keanggotaanm
 dan
 penelitian
 yang
 telah

tersimpan
di
dalam
sistem.

Preconditions
 ‐
 Pengguna
 telah
 memiliki
 akun
 Author
 /

Administrator.

‐
 Pengguna
 mengakses
 halaman
 utama

SIKAP
dan
menu
Data
Pakar.

‐
Pengguna
memilih
salah
satu
pakar
dari

daftar,
 dan
 melihat
 detail
 dari
 pakar

tersebut.

‐
 Pengguna
 dapat
 mengubah
 data

publikasi,
keanggotaan,
dan
penelitian
dari

pakar
tersebut.

Postconditions
 Pengguna
dapat
mengubah
data
publikasi,

keanggotaanm
 dan
 
 penelitian
 dari
 pakar

yang
dipilihnya
dan
dapat
menyimpan
data

perubahan
tersebut.

Main
Success
od
Basic
Flow
 1.
 Administrator
 atau
 Author
 mengakses

menu
 Data
 Pakar
 yang
 terdapat
 pada

sistem.

2.
 Selanjutnya
 akan
 ditampilkan
 daftar

Revision
1.0

pakar
 yang
 terdapat
 pada
 lingkungan

Universitas
Indonesia.

3.
Pengguna
memilih
salah
satu
pakar
yang

terdapat
di
daftar
untuk
melihat
detil
dari

pakar
tersebut.

4.
Pengguna
dapat
melakukan
perubahan

pada
 data
 publikasi,
 keanggotaan,
 dan

penelitian
dari
pakar
tersebut.

5.
 Pengguna
 melakukan
 perubahan‐
perubahan
 pada
 kolom
 formulir
 dijital

yang
disediakan
untuk
masing‐masing
data

publikasi,
keanggotaan,
dan
penelitian.

6.
Pengguna
dapat
menyimpan
perubahan

dari
 data
 publikasi,
 keanggotaan,
 dan

penelitian
yang
diubahnya.

Extensions
Alternative
Flows
 4a.
 Apabila
 pengecekan
 validitas
 dari

pengguna
 yang
 sedang
 terlogin
 bukanlah

Author
 /
 Administrator,
 maka
 akan

ditampilkan
 peringatan
 bahwa
 pengguna

selain
 Author
 /
 Administrator
 tidak

memiliki
akses
terhadap
menu
ini.

6a.
Apabila
ada
isian
data
perubahan
yang

tidak
 terlalu
 lengkap
 maka
 sistem
 akan

menampilkan
 bahwa
 terdapat
 data
 yang

harus
diisi.
Data
yang
belum
lengkap
diisi

dapat
menyebabkan
perubahan
data
pakar

tersebut
tidak
akan
disimpan
oleh
sistem.


Revision
1.0


Use
Case
ID
 1.0.2.3
/
1.0.3.3
/
1.0.4.3

Use
Case
Name
 Menghapus
 (Data
 Publikasi,
 Data

Keanggotaan,
dan
Data
Penelitian)

Scope
 Sistem
Informasi
Kepakaran

Primary
Actors
 Author
/
Administrator

Stakeholders
and
Interests
 Primary
Actors
telah
Login
pada
sistem
dan

mengakses
 detil
 dari
 salah
 satu
 pakar,

serta
 dapat
 menghapus
 data
 publikasi,

data
keanggotaan,
ataupun
data
penelitian

dari
pakar
tersebut,
yang
telah
tersimpan

di
dalam
sistem.

Preconditions
 ‐
 Pengguna
 telah
 memiliki
 akun
 Author

ataupun
Administrator.

‐
 Pengguna
 mengakses
 halaman
 utama

SIKAP
dan
menu
Data
Pakar.

‐
Pengguna
memilih
salah
satu
pakar
dari

daftar
 yang
 disediakan
 dan
 melihat
 detil

dari
pakar
tersebut.

Postconditions
 Pengguna
 dapat
 menghapus
 data

publikasi,
data
keanggotaan,
ataupun
data

penelitian
 yang
 ingin
 dihapus
 dari
 pakar

tersebut
 dan
 data‐data
 tersebut
 akan

dihapus
dari
basis
data
sistem.

Main
Success
od
Basic
Flow
 1.
 Administrator
 atau
 Author
 mengakses

menu
 Data
 Pakar
 yang
 terdapat
 pada

sistem.

2.
 Selanjutnya
 akan
 ditampilkan
 daftar

Revision
1.0

pakar
yang
sudah
tersimpan
di
dalam
basis

data
sistem.

3.
Pengguna
akan
memilih
salah
satu
pakar

untuk
melihat
detil
dari
pakar
tersebut.

4.
 Pengguna
 dapat
 mengakses
 menu

Delete
 data
 publikasi,
 data
 keanggotaan,

ataupun
 data
 
 penelitian
 dari
 pakar

tersebut.

5.
Pengguna
melakukan
konfirmasi
ulang,

untuk
 meyakinkan
 apakah
 benar
 atau

tidak
 untuk
 menghapus
 data
 publikasi,

data
keanggotaan,
ataupun
data
penelitian

dari
pakar
tersebut.

Extensions
Alternative
Flows
 4a.
 Apabila
 pengecekan
 validitas
 dari

pengguna
yang
sedang
login
bukan
sebagai

Administrator
ataupun
Author,
maka
akan

ditampilkan
 peringatan
 bahwa
 pengguna

selain
 Author
 /
 Administrator
 tidak

memiliki
akses
terhadap
menu
ini.

5a.
 Apabila
 pengguna
 memilih
 tidak
 jadi

menghapus,
 maka
 sistem
 tidak
 akan

menghapus
 data
 publikasi,
 data

keanggotaan,
ataupun
data
penelitian
dari

pakar
tersebut.


Revision
1.0


Use
Case
ID
 1.0.2.4
/
1.0.3.4
/
1.0.4.4

Use
Case
Name
 Menambah
 (Data
 Publikasi,
 Data

Keanggotaan,
dan
Data
Penelitian)

Scope
 Sistem
Informasi
Kepakaran

Primary
Actors
 Author
/
Administrator

Stakeholders
and
Interests
 Primary
Actors
telah
Login
pada
sistem
dan

mengakses
 salah
 satu
 data
 pakar
 yang

terdapat
pada
daftar
pakar
untuk
melihat

detil
 dari
 pakar
 tersebut,
 dan
 dapat

menambah
 data
 publikasi,
 data

keanggotaan,
 ataupun
 data
 penelitian

yang
 belum
 tercatat
 atau
 tersimpan
 di

dalam
sistem.

Preconditions
 ‐
 Pengguna
 telah
 memiliki
 akun
 Author

ataupun
Administrator.

‐
 Pengguna
 mengakses
 salah
 satu
 pakar

yang
 terdapat
 pada
 daftar
 pakar
 yang

diberikan,
 untuk
 melihat
 detil
 dari
 pakar

tersebut.

Postconditions
 Pengguna
dapat
menambah
data
publikasi,

data
keanggotaan,
ataupu
data
penelitian

dari
 pakar
 tersebut
 yang
 telah
 dipilih

sebelumnya.

Main
Success
od
Basic
Flow
 1.
 Administrator
 /
 Author
 mengakses

menu
 Data
 Pakar
 yang
 terdapat
 pada

sistem.

2.
 Selanjutnya
 akan
 ditampilkan
 daftar

Revision
1.0

pakar
yang
sudah
tercatat
atau
tersimpan

di
dalam
sistem.

3.
 Pengguna
 mengakses
 salah
 satu
 pakar

yang
 terdapat
 pada
 daftar
 untuk
 melihat

detil
dari
pakar
tersebut

4.
 Pengguna
 mengakses
 menu
 tambah

data
publikasi,
data
keanggotaan,
dan
data

penelitian
dari
pakar
tersebut.

5.
 Pengguna
 mengisi
 formulir
 isian
 dijital

mengenai
 data
 publikasi,
 data

keanggotaan,
 ataupuan
 data
 penelitian

yang
akan
disimpan
di
dalam
sistem.

6.
 Pengguna
 dapat
 menyimpan
 data

publikasi,
 data
 keanggotaan,
 dan
 data

penelitian
 yang
 telah
 diisi
 pada
 formulir

yang
disediakan.

Extensions
Alternative
Flows
 4a.
 Apabila
 pengecekan
 validitas
 dari

pengguna
 yang
 sedang
 terlogin
 bukanlah


Author
 /
 Administrator,
 maka
 akan

ditampilkan
 peringatan
 bahwa
 pengguna

selain
 Author
 /
 Administrator
 tidak

memiliki
akses
terhadap
menu
ini.

6a.
Apabila
ada
beberapa
isian
data
yang

harus
 diisi
 tetapi
 tidak
 diisi,
 maka
 data

tidak
 akan
 tersimpan
 di
 dalam
 sistem

sebelum
kolom
tersebut
ikut
diisi.

Revision
1.0


Use
Case
ID
 1.0.5

Use
Case
Name
 Melihat
Statistik
Data
Pakar

Scope
 Sistem
Informasi
Kepakaran

Primary
Actors
 Author
/
Administrator
/
Viewer

Stakeholders
and
Interests
 Primary
 Actors
 telah
 login
 pada
 sistem

sebagai
 Administrator
 /
 Author
 ataupun

tidak
melakukan
login
sama
sekali
(VIewer)

dan
dapat
melihat
statistik
data
pakar

Preconditions
 ‐
 Pengguna
 memiliki
 akun
 Author,

Administrator,
 atau
 tidak
 memiliki
 akun

sama
sekali
(Viewer).

‐
 Pengguna
 mengakases
 halaman
 utama

SIKAP
dan
menu
Statistik
Data
Pakar.

Postconditions
 Pengguna
 dapat
 melihat
 statistik
 data

kepakaran
 yang
 diperoleh
 dari
 data‐data

pakar
 yang
 telah
 tersimpan
 di
 dalam

sistem

Main
Success
od
Basic
Flow
 1.
Administrator
,
Author,
ataupun
Viewer,

mengakses
menu
statistik
data
pakar
yang

terdapat
di
dalam
sistem.

2.
 Selanjutnya
 akan
 ditampilkan
 pilihan

statistik
 pakar
 Universitas
 Indonesia

berdasarkan
 fakultas,
 jenis
 kelamin,

jabatan,
 bidang
 unggulan,
 bidang

kepakaran,
dan
jenis
publikasi.

Extensions
Alternative
Flows
 ‐




Revision
1.0


Use
Case
ID
 1.0.6

Use
Case
Name
 Pencarian
Data
Pakar

Scope
 Sistem
Informasi
Kepakaran

Primary
Actors
 Author
/
Administrator
/
Viewer

Stakeholders
and
Interests
 Primary
 Actors
 telah
 Login
 pada
 sistem

sebagai
 Administrator
 /
 Author
 ataupun

tidak
 melakukan
 login
 sama
 sekali
 dan

dapat
 melakukan
 pencarian
 terhadap

pakar
 yang
 telah
 tercatat
 atau
 tersimpan

di
dalam
basis
data
sistem.

Preconditions
 ‐
 Pengguna
 telah
 memiliki
 akun
 Author
 /

Administrator
 atau
 tidak
 memiliki
 akun

sama
sekali
(Viewer).

‐
 Pengguna
 mengakses
 halaman
 utama

SIKAP
dan
menu
pencarian
data
pakar.

Postconditions
 Pengguna
 dapat
 mencari
 pakar
 yang

tersimpan
dan
tercatat
di
dalam
basis
data

dari
sistem
yang
digunakan.

Main
Success
od
Basic
Flow
 1.
 Administrator
 /
 Author
 atau
 Viewer

mengakses
 menu
 pencarian
 data
 pakar

yang
terdapat
di
dalam
sistem.

2,
 Selanjutnya
 akan
 ditampilkan
 hasil

pencarian
 sesuai
 dengan
 kata‐kata
 yang

dimasukkan
ke
dalam
kotak
pencarian.

Extensions
Alternative
Flows
 ‐


Revision
1.0


Use
Case
ID
 1.1.1.1

Use
Case
Name
 Melihat
Pengguna
Sistem

Scope
 Sistem
Informasi
Kepakaran

Primary
Actors
 Administrator

Stakeholders
and
Interests
 Primary
 Actors
 telah
 Login
 pada
 sistem

sebagai
 Admistrator,
 dan
 dapat
 melihat

daftar
pengguna
dari
sistem

Preconditions
 ‐
 Pengguna
 telah
 memiliki
 akun

Administrator.

‐
 Pengguna
 mengakses
 halaman
 utama

SIKAP
dan
menu
pengguna
sistem.

Postconditions
 Pengguna
 yang
 telah
 login
 sebagai

Administrator
 dapat
 melihat
 daftar

pengguna
sistem

Main
Success
od
Basic
Flow
 1.
 Administrator
 mengakses
 halaman

utama
 SIKAP
 dan
 menu
 pengguna
 sistem

yang
terdapat
pada
sistem.

2.
 Selanjutnya
 akan
 ditampilkan
 daftar

pengguna
sistem.

Extensions
Alternative
Flows
 1a.
Apabila
tidak
melakukan
login
ataupun

tidak
 login
 sebagai
 administrator,

pengguna
sistem
tidak
akan
dapat
melihat

daftar
pengguna
sistem.


Revision
1.0


Use
Case
ID
 1.1.1.2

Use
Case
Name
 Mengubah
Pengguna
Sistem

Scope
 Sistem
Informasi
Kepakaran

Primary
Actors
 Administrator

Stakeholders
and
Interests
 Primaru
 Actors
 telah
 login
 pada
 sistem

sebagai
 Administrator
 dan
 dapat

mengubah
data
dari
pengguna
sistem.

Preconditions
 ‐
 Pengguna
 telah
 memiliki
 akun

Administrator.

‐
 Pengguna
 mengakses
 halaman
 utama

SIKAP
dan
menu
pengguna
sistem.

‐
 Pengguna
 mengakses
 menu
 edit
 yang

terdapat
 pada
 setiap
 pengguna
 sistem

yang
 terdapat
 pada
 daftar
 pengguna

sistem.

Postconditions
 Pengguna
 dapat
 mengakses
 menu

pengguna
 sistem
 dan
 dapat
 melakukan

perubahan
 serta
 menyimpannya
 kembali

ke
dalam
sistem.

Main
Success
od
Basic
Flow
 1.
 Administrator
 mengakses
 menu

pengguna
sistem.

2.
 Selanjutnya
 akan
 ditampilkan
 daftar

pengguna
yang
tersimpan
di
dalam
sistem.

3.
 Administrator
 mengakses
 menu
 edit

yang
 terdapat
 pada
 masing‐masing

pengguna
 yang
 terdapat
 pada
 daftar

pengguna
sistem.

Revision
1.0

4.
 Administrator
 mengisi
 formulir
 isian

dijital
mengenai
data
pengguna
yang
akan

disimpan
di
dalam
sistem.

5.
 Administrator
 dapat
 menyimpan
 data

pengguna
 yang
 telah
 diisi
 pada
 formulir

yang
disediakan.

Extensions
Alternative
Flows
 3a.
 Apabila
 tidak
 login
 sebagai

Administrator,
pengguna
sistem
lain
tidak

akan
bisa
mengakses
menu
ini.

5a.
 Apabila
 data
 yang
 diisikan
 tidak

lengkap,
data
tidak
akan
disimpan
di
dalam

sistem
 dan
 Administrator
 akan

menampilkan
 suatu
 peringatan
 bahwa

data
yang
diisikan
tidak
lengkap.


Revision
1.0


Use
Case
ID
 1.1.1.3

Use
Case
Name
 Menghapus
Pengguna
Sistem

Scope
 Sistem
Informasi
Kepakaran

Primary
Actors
 Administrator

Stakeholders
and
Interests
 Primary
 Actors
 telah
 login
 pada
 sistem

sebagai
 Administrator
 dan
 dapat

menghapus
pengguna
sistem.

Preconditions
 ‐
 Pengguna
 telah
 memiliki
 akun

Administrator.

‐
 Pengguna
 mengakses
 halaman
 utama

SIKAP
dan
menu
pengguna
sistem.

‐
Pengguna
mengakses
menu
delete
yang

terdapat
 pada
 setiap
 pengguna
 sistem

yang
 terdapat
 pada
 daftar
 pengguna

sistem.

Postconditions
 Pengguna
 dapat
 mengakses
 menu

pengguna
 sistem
 dan
 dapat
 melakukan

penghapusan
 dengan
 menekan
 tombol

delete
 terhadap
 data
 pengguna
 sistem

tertentu.

Main
Success
od
Basic
Flow
 1.
 Administrator
 mengakses
 menu

pengguna
sistem.

2.
 Selanjutnya
 akan
 ditampilkan
 daftar

pengguna
 yang
 sudah
 tercatat
 dan

tersimpan
di
dalam
sistem.

3.
 Administrator
 memilih
 salah
 satu

pengguna
 dan
 menekan
 tombol
 delete

Revision
1.0

yang
terdapat
di
pengguna
tersebut.

4.
 Administrator
 melakukan
 konfirmasi

ulang
 untuk
 menghapus
 data
 pengguna

tersebut.

5.
Data
pengguna
sistem
telah
dihapus
dan

dibuang
dari
basis
data
sistem.

Extensions
Alternative
Flows
 3a.
Apabila
tidak
melakukan
login
terlebih

dahulu
 sebagai
 Administrator,
 pengguna

lain
tidak
dapat
mengakses
halaman
ini.

4a.
 Apabila
 menjawab
 konfirmasi

penghapusan
 dengan
 kata
 tidak,
 maka

data
 pengguna
 tersebut
 tidak
 akan
 jadi

terhapus
 dan
 terbuang
 dari
 basis
 data

sistem.


Revision
1.0


Use
Case
ID
 1.1.1.4

Use
Case
Name
 Menambah
Pengguna
Sistem

Scope
 Sistem
Informasi
Kepakaran

Primary
Actors
 Administrator

Stakeholders
and
Interests
 Primary
 actors
 telah
 login
 pada
 sistem

sebagai
 Administrator
 dan
 dapat

menambah
pengguna
sistem.

Preconditions
 ‐
 Pengguna
 telah
 memiliki
 akun

Administrator.

‐
 Pengguna
 mengakses
 halaman
 utama

SIKAP
dan
menu
pengguna
sistem.

‐
 Pengguna
 mengakses
 menu
 tambah

pengguna.

Postconditions
 Administrator
 dapat
 mengakses
 menu

pengguna
 sistem
 dan
 dapat
 melakukan

penambahan
pengguna
sistem.

Main
Success
od
Basic
Flow
 1.
 Administrator
 mengakses
 menu

pengguna
sistem.

2.
 Selanjutnya
 akan
 ditampilkan
 daftar

pengguna
sistem.

3.
Administrator
mengakses
menu
tambah

pengguna.

4.
 Administrator
 mengisi
 formulir
 dijital

untuk
 pembuatan
 pengguna
 sistem
 yang

baru.

5.
Data
yang
telah
diisikan
akan
disimpan

di
dalam
basis
data
sistem.

Revision
1.0

Extensions
Alternative
Flows
 3a.
Apabila
tidak
melakukan
login
terlebih

dahulu
 sebagai
 Administrator,
 pengguna

lain
tidak
dapat
mengakses
halaman
ini.

4a.
 Apabila
 isiang
 yang
 harus
 diisi,
 tidak

diisi
 pada
 formulir
 dijital,
 maka
 data

pengguna
 baru
 tidak
 akan
 disimpan
 di

dalam
 sistem
 serta
 Administrator
 akan

diberikan
 peringatan
 untuk
 mengisi
 data

pada
 kolom
 formulir
 dijital
 yang
 belum

diisi.


Revision
1.0


Use
Case
ID
 1.1.2.1

Use
Case
Name
 Melihat
Daftar
Kode
Dewey
Kepakaran

Scope
 Sistem
Informasi
Kepakaran

Primary
Actors
 Administrator

Stakeholders
and
Interests
 Primary
 Actors
 telah
 login
 pada
 sistem

sebagai
 Administrator
 dan
 dapat
 melihat

daftar
 kode
 dewey
 kepakaran
 yang
 telah

tersimpan
di
dalam
basis
data
sistem.

Preconditions
 ‐
 Pengguna
 telah
 memiliki
 akun

Administrator.

‐
 Pengguna
 mengakses
 halaman
 utama

SIKAP
dan
menu
pemetaan
kode
dewey.

Postconditions
 Pengguna
 yang
 telah
 login
 sebagai

Administrator
 dapat
 melihat
 daftar
 kode

dewey
kepakaran.

Main
Success
od
Basic
Flow
 1.
 Administrator
 mengakses
 halaman

utama
 SIKAP
 dan
 menu
 pemetaan
 kode

dewey
yang
terdapat
pada
halaman
utama

sistem.

2.
 Selanjutnya
 akan
 ditampilkan
 daftar

kode
 dewey
 yang
 tersimpan
 di
 dalam

sistem.

Extensions
Alternative
Flows
 1a.
Apabila
tidak
melakukan
login
ataupun

tidak
 login
 sebagai
 Administrator,

pengguna
sistem
tidak
akan
dapat
melihat

daftar
pengguna
sistem.


Revision
1.0


Use
Case
ID
 1.1.2.2

Use
Case
Name
 Mengubah
Data
Kode
Dewey
Kepakaran

Scope
 Sistem
Informasi
Kepakaran

Primary
Actors
 Administrator

Stakeholders
and
Interests
 Primary
 Actors
 telah
 login
 pada
 sistem

sebagai
 Administrator
 dan
 dapat

mengubah
data
kode
dewey
kepakaran.

Preconditions
 ‐
 Pengguna
 telah
 memiliki
 akun

Administrator.

‐
 Pengguna
 mengakses
 halaman
 utama

SIKAP
dan
menu
pemetaan
kode
dewey.

‐
 Pengguna
 mengakses
 menu
 edit
 yang

terdapat
 pada
 setiap
 kode
 dewey

kepakaran.

Postconditions
 Pengguna
 mengakses
 menu
 edit
 yang

terdapat
 pada
 setiap
 kode
 dewey

kepakaran,
 dan
 dapat
 melakukan

perubahan
 serta
 menyimpannya
 kembali

dalam
basis
data
sistem.

Main
Success
od
Basic
Flow
 1.
 Administrator
 mengakses
 menu

pemetaan
kode
dewey
kepakaran.

2.
 Selanjutnya
 akan
 ditampilkan
 daftar

pengguna
yang
tersimpan
di
dalam
sistem.

3.
 Administrator
 mengakses
 menu
 edit

yang
 terdapat
 pada
 masing‐masing
 kode

dewey
kepakaran
pada
daftar
kode
dewey

kepakaran.

Revision
1.0

4.
 Administrator
 mengisi
 formulir
 isian

dijital
 mengenai
 data
 kode
 dewey

kepakaran
 yang
 akan
 disimpan
 di
 dalam

basis
data
sistem.

5.
 Administrator
 dapat
 menyimpan
 data

kode
 dewey
 kepakaran
 yang
 telah
 diisi

pada
formulir
dijital
yang
disediakan.

Extensions
Alternative
Flows
 3a.
 Apabila
 tidak
 login
 sebagai

Administrator
 maka
 pengguna
 yang

lainnya
 tidak
 akan
 bisa
 mengakses
 menu

ini.

5a.
 Apabila
 data
 yang
 diisikan
 tidak

lengkap,
data
tidak
akan
disimpan
di
dalam

sistem
dan
Administrator
akan
ditampilkan

suatu
peringatan
dari
sistem.


Revision
1.0


Use
Case
ID
 1.1.2.3

Use
Case
Name
 Menghapus
Kode
Dewey
Kepakaran

Scope
 Sistem
Informasi
Kepakaran

Primary
Actors
 Administrator

Stakeholders
and
Interests
 Primary
 Actors
 telah
 login
 pada
 sistem

sebagai
 Administrator
 dan
 dapat

menghapus
kode
dewey
kepakaran.

Preconditions
 ‐
 Pengguna
 telah
 memiliki
 akun

Administrator.

‐
 Pengguna
 mengakses
 halaman
 utama

SIKAP
dan
menu
pemetaan
kode
dewey.

‐
Pengguna
mengakses
menu
delete
yang

terdapat
pada
setiap
kode
dewey.

Postconditions
 Pengguna
 dapat
 mengakses
 menu

pemetaan
 kode
 dewey
 dan
 dapat

melakukan
penghapusan
dengan
menekan

tombol
 delete
 terhadap
 data
 pengguna

sistem.

Main
Success
od
Basic
Flow
 1.
 Administrator
 mengakses
 menu

pemetaan
kode
dewey.

2.
 Selanjutnya
 akan
 ditampilkan
 daftar

kode
dewey
yang
ditampilkan
oleh
sistem.

3.
 Administrator
 menekan
 tombol
 delete

yang
 terdapat
 pada
 setiap
 kode
 dewey

yang
 terdpat
 pada
 daftar
 kode
 dewey

tersebut.

4.
 Administrator
 melakukan
 konfirmasi

Revision
1.0

ulang
 untuk
 menghapus
 kode
 dewey

tersebut.

5.
Kode
dewey
telah
dihapus
dan
dibuang

dari
basis
data
sistem.

Extensions
Alternative
Flows
 3a.
Apabila
tidak
melakukan
login
terlebih

dahulu
 sebagai
 Administrator,
 pengguna

lain
tidak
dapat
mengakses
halaman
ini.

4b.
 Apabila
 menjawab
 konfirmasi

penghapusan
 dengan
 kata
 tidak,
 maka

kode
dewey
tersebut
tidak
akan
terhapus

dan
terbuang
dari
basis
data
sistem.


Revision
1.0


Use
Case
ID
 1.1.2.4

Use
Case
Name
 Menambah
Kode
Dewey
Kepakaran

Scope
 Sistem
Informasi
Kepakaran

Primary
Actors
 Administrator

Stakeholders
and
Interests
 Primary
 Actors
 telah
 login
 pada
 sistem

sebagai
 Administrator
 dan
 dapat

menambah
kode
dewey.

Preconditions
 ‐
 Pengguna
 telah
 memiliki
 akun

Adminisrator.

‐
 Pengguna
 mengakses
 halaman
 utama

SIKAP
dan
menu
pemetaan
kode
dewey.

‐
Pengguna
mengakses
menu
tambah
kode

dewey.

Postconditions
 Pengguna
 dapat
 mengakses
 menu

pemetaan
 kode
 dewey
 dan
 dapat

melakukan
penambahan
kode
dewey.

Main
Success
od
Basic
Flow
 1.
 Administrator
 mengakses
 menu

pemetaan
kode
dewey.

2.
 Selanjutnya
 akan
 ditampilkan
 daftar

kode
 dewey
 yang
 sudah
 tercatat
 dan

tersimpan
di
dalam
basis
data
sistem.

3.
Administrator
mengakses
menu
tambah

kode
dewey.

4.
 Administrator
 mengisi
 formulir
 dijital

untuk
pembuatan
kode
dewey
yang
baru.

5.Data
 yang
 diisikan
 akan
 disimpan
 di

dalam
basis
data
sistem.

Revision
1.0

Extensions
Alternative
Flows
 3a.
Apabila
tidak
melakukan
login
terlebih

dahulu
 sebagai
 Administrator,
 pengguna

lain
tidak
dapat
mengakses
halaman
ini.

4b.
Apabila
isian
yang
harus
diisi,
tidak
diisi

pada
 formulir
 dijital,
 maka
 data
 kode

dewey
 baru
 itu
 tidak
 akan
 disimpan
 di

dalam
 sistem,
 serta
 Administrator
 akan

diberikan
 peringatan
 untuk
 mengisi
 data

pada
kolom
formulir
dijital
yang
wajib
diisi.

Revision
1.0

Use
Case
Diagram

Use
Case
Diagram
Pengaturan
Data
Pakar


Revision
1.0

Use
Case
Diagram
Pengaturan
Data
Publikasi


Use
Case
Diagram
Pengaturan
Data
Keanggotaan
Organisasi
Ilmiah


Revision
1.0

Use
Case
Diagram
Pengaturan
Data
Penelitian


Revision
1.0

Use
Case
Diagram
Pengaturan
Data
Pengguna
Sistem


Revision
1.0

Use
Case
Diagram
Pengaturan
Pemetaan
Kode
Dewey


Revision
1.0

PERANCANGAN
SISTEM

Pada
bagian
ini
akan
dibahas
mengenai
konsep
MVC
(Model
View
Controller)
sebagai

pondasi
arsitektur
sistem
ini.
Penjelasan
dimulai
dengan
pembahasan
bagaimana
fungsi

setiap
komponen

dalam
MVC
menjalankan
perannya
masing‐masing,
serta
bagaimana

framework
ini
juga
digunakan
sebagai
landasan
pada
framework
Ruby
on
Rails.

Setelah
 pembahasan
 arsitektur
 sistem,
 akan
 dijelaskan
 mengenai
 basis
 data.
 Dalam

perancangan
basis
data,

digunakan
skema
basis
data
dimana
suatu

entitas
pada
ERD

sebelumnya
 yang
 masih
 berupa
 rancangan
 logika
 telah
 dipetakan
 ke
 dalam
 bentuk

diagram
yang
telah
merepresentasikan
entitas
fisiknya.

Pada
 bagian
 akhir,
 akan
 ditunjukkan
 beberapa
 class
 diagram
 yang
 menjelaskan

keterlibatan
 objek‐objek
 apa
 saja
 yang
 dibutuhkan
 dalam
 mengkonstruksi
 sistem
 ini

dimana
diagram‐diagram
tersebut
akan
dibagi
menjadi
5
bagian
untuk
mempermudah

pembacaan
diagram
tersebut.

Perancangan
Arsitektur
Sistem

Analisis
desain
fisik
yang
dilakukan
dalam
proyek
ini
mengacu
pada
arsitektur

Model,

View,
Controller
(MVC).
Arsitektur
ini
mengutamakan
pemisahan
pada
tiga
komponen

yang
umum
dalam
sebuah
aplikasi,
yaitu:

1.
 Komponen
 yang
 bertugas
 merepresentasikan
 data
 yang
 dimanipulasi
 oleh
 sistem

(Model).

2.
Komponen
yang
berperan
dalam
melakukan
logika
bisnis
dari
aplikasi
yang
mencakup

manipulasi
data
yang
tersimpan
di
dalam
model
(Controller).

3.
 Komponen
 yang
 merepresentasikan
 status
 dari
 model
 dalam
 bentuk

tampilan/informasi
yang
dimengerti
oleh
pengguna
(View).

Interaksi
yang
terjadi
antar
komponen
tersebut
dapat
dilihat
pada
gambar
dibawah
ini.

Revision
1.0







Pemisahan
 ketiga
 komponen
 ini
 menghasilkan
 aplikasi
 yang
 mudah
 untuk

dikembangkan
baik
dalam
fase
desain
maupun
fase
implementasi.

Framework
 yang
 akan
 digunakan
 di
 dalam
 proyek
 ini
 adalah
 Rails
 framework.
 Rails

merupakan
sebuah
framework
aplikasi
web
yang
ditulis
dengan
menggunakan
bahasa

pemrograman
 Ruby.
 Rails
 menggunakan
 arsitektur
 MVC
 di
 dalamnya,
 sehingga

menuntut
 pengembang
 sistem
 untuk
 mengikuti
 struktur
 serta
 design
 pattern
 yang

terdapat
di
dalam
Rails.
Arsitektur
MVC
di
dalam
Rails
tidak
memiliki
perbedaan
yang

signifikan
 dengan
 arsitektur
 MVC
 pada
 umumnya.
 Hanya
 saja
 karena
 Rails
 adalah

sebuah
framework
untuk
pengembangan
aplikasi
berbasis
web,
maka
komponen
view

dari
Rails
akan
terlebih
dahulu
dikirim
ke
web
browser
milik
pengguna
sebelum
bisa

berinteraksi
lebih
lanjut.

Proses
yang
terjadi
dalam
model
Rails
MVC
secara
umum
adalah
sebagai
berikut:

1.
Browser
akan
mengirimkan
request
ke
controller.

2.
 Controller
 akan
 merespon
 request
 tersebut
 dan
 berkomunikasi
 dengan
 model.

Komunikasi
ini
dapat
berupa
mengakses
data,
ataupun
mengubah
data
yang
disimpan

oleh
model.
Perlu
diperhatikan
bahwa
tidak
semua
model
harus
berhubungan
dengan

basis
data.

3.
Controller
akan
membuat
view
yang
bersesuaian.

Controller

Model
 View

Revision
1.0

4.
Browser
akan
menampilkan
view
yang
ada.

Controller

Di
dalam
Rails,
setiap
request
yang
berasal
dari
pengguna
akan
ditangani
oleh
controller.

Controller
ini
nantinya
akan
meneruskan
request
dari
pengguna
tersebut
kepada
model

atau
 controller
 lain
 yang
 bersesuaian.
 Di
 dalam
 Rails
 peran
 ini
 dijalankan
 oleh

dispatcher,
 sehingga
 menyebabkan
 dalam
 pembuatan
 sequence
 diagram,
 setiap


request
harus
terlebih
dahulu
melalui
dispatcher.


Model

Pada
 bagian
 model,
 pengembang
 menggunakan
 design
 pattern
 yang
 dikenal
 dengan

istilah
Active
Record.
Di
dalam
Active
Record
ada
kelas
yang
selain
berfungsi
sebagai

model,
juga
berfungsi
sebagai
object
yang
mengenkapsulasi
akses
ke
dalam
basis
data.

Kelas
 ini
 akan
 memiliki
 fungsi‐fungsi
 untuk
 menyimpan,
 mengubah,
 dan
 menghapus

data
yang
berelasi
dengannya
di
dalam
basis
data.
Selain
itu,
juga
terdapat
sekumpulan

fungsi
 finder
 yang
 berfungsi
 untuk
 mendapatkan
 instance
 dari
 object
 yang
 berelasi

dengan
baris
(tupel)
tertentu
di
dalam
basis
data.


View

Komponen
 view
 dari
 arsitektur
 Rails
 MVC
 yang
 digunakan
 berwujud
 file
 HTML.ERB.

Komponen
 ini
 berfungsi
 sebagai
 user
 interface
 yang
 akan
 menangkap
 request
 dari

pengguna
yang
masuk
dan
kemudian
meneruskannya
ke
dispatcher.

Revision
1.0

Perancangan
Basis
Data

Perancangan
basis
data
sistem
akan
direpresentasikan
melalui
skema
basis
data.
Skema

basis
data
merupakan
bentuk
pemodelan
yang
bersifat
fisik
karena
berkaitan
langsung

dengan
 implementasi
 dari
 sistem.
 Skema
 basis
 data
 juga
 hasil
 dari
 pemetaan
 dan

pemodelan
 data
 yang
 telah
 dijelaskan
 pada
 bagian
 sebelumnya
 mengenai
 Entity

Relationship
Diagram
(ERD).
Diagram
berikut
merupakan
skema
basis
data
sistem
dan

keterangan
mengenai
detil
dari
skema
basis
data
tersebut.

Skema
basis
data
merupakan
model
fisik
atau
sebuah
cetak
biru
untuk
sebuah
basis

data
yang
merepresentasikan
implementasi
teknis
dari
logical
data
model.
Skema
basis

data
mendefinisikan
struktur
basis
data
menurut
tabel,
key,
index,
dan
aturan‐aturan

integritas.

Arsitektur
Rails
yang
merupakan
Model
View
Controller,
membuat
Rails
memiliki
tiga

lapisan
dengan
fungsinya
masing‐masing,
dimana

Model
berfungsi
sebagai
lapisan
yang

menangani
 basis
 data,
 View
 merupakan
 lapisan
 user
 interface
 yang
 menjembatani

pengguna
 terhadap
 sistem,
 dan
 Controller
 adalah
 lapisan
 yang
 menjalankan
 fungsi‐
fungsi
 logika
 sistem.
 Setiap
 lapisan
 memiliki
 konvensi
 masing‐masing
 yang
 mengikat,

yang
berarti
constraint
yang
dimiliki
masing‐masing
lapisan
tersebut
harus
dipenuhi.
Hal

inilah
yang
juga
menjadi
salah
satu
keunggulan
Rails,
dimana
Rails
memiliki
konvensi

yang
cukup
ketat
yang
harus
dipenuhi,
sehingga
pengembang
tidak
perlu
terlalu
banyak

mendefinisikan
konvensi
dalam
implementasi
sistem.

Skema
basis
data
diatas
dibentuk
dengan
mengacu
kepada
konvensi
yang
disediakan

oleh
 Rails,
 dimana
 salah
 satu
 konvensinya
 yaitu
 setiap
 tabel
 harus
 memiliki
 id
 yang

bertipe
integer
sebagai
primary
key.
Penjelasan
berikut
ini
akan
menjelaskan
beberapa

konvensi
lain
yang
mempengaruhi
struktur
dari
skema
basis
data
yang
dihasilkan,
yaitu

diantaranya:

Revision
1.0

1.

Rails
memiliki
konvensi
bahasa
dalam
hal
penamaan
pada
struktur
basis
data,
model,

view,
dan
controller.
Dimana
konvensi
bahasa
yang
digunakan
oleh
Rails
adalah
bahasa

Inggris.

2.
 Rails
 mendefinisikan
 tabel
 pada
 basis
 data
 sebagai
 kumpulan
 data‐data.
 Sesuai

dengan
konvensi
bahasa,
maka
kumpulan
data‐data
tersebut
diartikan
dalam
bentuk

jamak.
Maka
nama
tabel
yang
digunakan
haruslah
berbentuk
jamak
dan
diawali
huruf

kecil,
contohnya
yaitu
experts,
expertises,
memberships,
dan
masih
banyak
yang
lainnya.

3.

Setiap
lapisan
Model
pada
Rails,
mengatur
setiap
tabel
yang
ada
pada
basis
data
yang

bersesuaian
dengan
namanya.
Dimana
lapisan
Model
pada
Rails,
merupakan
instance

dari
 setiap
 tabel
 pada
 basis
 data.
 Oleh
 karena
 itu
 nama
 Model
 merupakan
 bentuk

tunggal
dari
nama
tabel,
dan
diawali
dengan
huruf
besar.
Contohnya
yaitu,
Expert
untuk

tabel
experts,
Expertise
untuk
tabel
expertises,
dan
yang
lainnya.

4.
 Relasi
 pada
 basis
 data
 seperti
 ‘one
 to
 one’,
 ‘one
 to
 many’,
 ‘many
 to
 many’,
 juga

mempengaruhi
struktur
basis
data,
karena
setiap
relasi
tersebut
harus
didefinisikan
di

dalam
masing‐masing
Model
yang
bersesuaian.

5.
Penamaan
foreign
key
pada
tabel
juga
harus
mengikuti
standar
konvensi
penamaan

tabel
 pada
 Rails.
 Dimana
 nama
 foreign
 key
 merupakan
 gabungan
 dari
 nama
 tabel

tersebut
dalam
bentuk
tunggal
dan
nama
primary
key
dari
tabel
tersebut.
Contohnya,

tabel
faculties
berelasi
‘one
to
many’
dengan
tabel
experts,
maka
nama
foreign
key
pada

tabel
experts
adalah
faculty_id.

6.
Pada
dua
buah
tabel
yang
berelasi
‘one
to
one’
maka,
pada
salah
satu
tabel
yang

berelasi
tersebut
(yang
mana
saja)
harus
terdapat
foreign
key
tabel
yang
lain.


7.
 
 Pada
 dua
 buah
 tabel
 yang
 berelasi
 ‘many
 to
 many’,
 maka
 perlu
 dibuat
 tabel

tambahan
untuk
menyimpan
primary
key
dari
kedua
buah
tabel
yang
berelasi
tersebut.

Nama
tabel
hasil
relasi
tersebut
merupakan
gabungan
dari
nama
kedua
buah
tabel
yang

berelasi
‘many
to
many’
tersebut.

Revision
1.0

8.
Pada
dua
buah
tabel
yang
berelasi
‘one
to
many’,
maka
foreign
key
diletakkan
pada

tabel
yang
memiliki
kardinalitas
‘many’.

9.
 
 Skema
 basis
 data
 juga
 dapat
 disusun
 dengan
 tidak
 menggunakan
 bahasa
 Inggris

dengan
 menggunakan
 salah
 satu
 fungsi
 Rails
 pada
 model
 yang
 akan
 mewakili
 tabel

tersebut
set_table_name
[nama
tabel
dalam
bahasa
lain].

10.

Untuk
kasus
khusus
dimana
nama
tabel
lebih
dari
satu
kata,
maka
nama
modelnya

tetap
 dalam
 bentuk
 tunggal
 dari
 nama
 tabel
 tersebut,
 dimana
 setiap
 kata
 diawali

dengan
huruf
besar
namun
tidak
lagi
dipisahkan
oleh
karakter
‘_’
(underscore).

Revision
1.0

Entity
Relationship
Diagram
(ERD)


Revision
1.0

USER
MANUAL

Login

• Masukkan
username
dan
password
yang

bersesuaian.

• Sebagai
 standar
 gunakan
 username

admin
dan
password

admin.

• Klik
tombol


• Anda
akan
masuk
sebagai
administrator.

• Untuk
 mengakhiri
 sesi
 klik
 tombol

.


Tampilan
awal
sistem



Revision
1.0

Menu
Data
Pakar

Setelah
ter‐login
kedalam
sistem,
anda
dapat
mengklik
tombol

 
 
 



untuk
melihat
daftar
data
kepakaran
yang
terdapat
di
lingkungan
Universitas
Indonesia


dan
sudah
tersimpan
di
dalam
sistem.


Untuk
mempermudah
pencarian
kepakaran
yang
terdapat
di
dalam
daftar,
anda
dapat

melakukan
 filtering
 berdasarkan
 nama
 pakar
 yang
 ingin
 anda
 cari
Revision
1.0

,
 dengan
 mengetikkan
 nama

pakar
pada
kotak
yang
disediakan.

Anda
 dapat
 juga
 menambahkan
 pakar
 baru
 dengan
 mengklik
 tombol

.

Untuk
mengedit
pakar
yang
sudah
tersimpan
di
dalam
sistem
dapat
diklik
tombol
edit

yang
terdapat
pada
setiap
pakar
pada
daftar
pakar
yang
ditampilkan
sistem.


Untuk
menghapus
pakar
yang
terdapat
pada
daftar
pakar
dapat
diklik
tombol
delete
 

yang
terdapat
pada
setiap
pakar
pada
daftar
pakar
yang
ditampilkan
sistem.


Untuk
melihat
detail
dari
pakar
yang
terdapat
pada
daftar
pakar,
dapat
diklik
tombol

show
 .

Revision
1.0

Membuat
atau
Mengubah
Data
Pakar


Dalam
 membuat
 ataupun
 mengubah
 data
 pakar,
 anda
 harus
 mengisi
 Nama,
 Gelar,

Departemen,
memilih
Fakultas,
Bidang
Klasifikasi
Utama,
mengisi
NIP,
memilih
Jabatan,

Jenis
Kelamin,
mengisi
Tempat
Lahir
dan
memilih
Tanggal
Lahir,
mengisi
E‐Mail,
Telepon,

Bidang
Peminatan,
dan
memilih
Bidang
Unggulan.

Revision
1.0

Dalam
memilih
Bidang
Klasifikasi
Utama,
maka
akan
ditampilkan
detil
dari
kode
dewey
/

bidang
kepakaran
dari
pakar
yang
akan
kita
rubah
atau
buat.



Dalam
memilih
Bidang
Unggulan,
apabila
kita
memilih
bidang
unggulan
lain‐lain
(dengan

kata
lain
tidak
ada
di
dalam
pilihan
yang
telah
disediakan)
akan
ditampilkan
suatu
kotak

dimana
kita
bisa
menuliskan
bidang
tersebut.



Revision
1.0

Melihat
Detil
Pakar

Ketika
 melihat
 pakar
 yang
 bersangkutan,
 anda
 dapat
 melihat,
 mengubah,
 ataupun

menambah
data
publikasi,
keanggotaan
organisasi,
dan
penelitian
dari
pakar
tersebut.


Pada
 daftar
 publikasi,
 anda
 juga
 dapat
 melakukan
 hal
 yang
 sama
 seperti
 pada
 data

kepakaran,
seperti
menambahkan
data
publikasi
dari
pakar
tersebut
dengan
mengklik

tombol

 







,
mengubah
detil
dari
data
publikasi
dengan
mengklik
tombol

edit
 ,
 
 melihat
 detil
 dari
 data
 publikasi
 dengan
 mengklik
 tombol
 show ,
 dan

menghapus
data
publikasi
dengan
mengklik
tombol
delete
 .

Revision
1.0

Membuat
atau
Mengubah
Data
Publikasi


Dalam
 menambah
 ataupun
 mengubah
 data
 publikasi,
 anda
 perlu
 mengisi
 Judul

Publikasi,
Tahun
Publikasi,
memilih
Jenis
Publikasi
dan
Status
Publikasi,
serta
mengisi

keterangan
atau
deskripsi
dari
publikasi
tersebut

Revision
1.0


Pada
daftar
keanggotaan
organisasi
ilmiah,
anda
juga
dapat
melakukan
hal
yang
sama

seperti
pada
data
kepakaran,
yaitu
dapat
menambahkan
data
keanggotaan
dari
pakar

tersebut
 dengan
 mengklik
 tombol ,
 mengubah

detil
dari
data
keanggotaan
organisasi
dengan
mengklik
tombol
edit
 ,

melihat
detil

dari
data
keanggotaan
organisasi
dengan
mengklik
tombol
show
 ,
dan
menghapus

data
keanggotaan
organisasi
dengan
mengklik
tombol
delete
 .

Revision
1.0

Membuat
atau
Mengubah
Data
Keanggotaan
Organisasi
Ilmiah


Untuk
 membuat
 atau
 mengubah
 data
 keanggotaan
 organisasi
 ilmiah,
 anda
 perlu

mengisi
Nama
Organisasi,
memilih
Tahun
Keanggotaan
pakar
tersebut
dalam
organisasi

itu
dan
Status
Keanggotaan,
serta
mengisi
deskripsi
/
keterangan
mengenai
organisasi

yang
dimasuki
pakar
tersebut.

Revision
1.0


Pada
daftar
penelitian,
anda
juga
dapat
melakukan
hal
yang
sama
seperti
pada
daftar

publikasi
dan
daftar
keanggotaan
dari
pakar
yang
dimaksud,
yaitu
menambahkan
daftar

penelitian
dengan
mengklik
tombol
 ,
mengubah
data
penelitian

dengan
mengklik
tombol
edit
 ,
melihat
detil
dari
data
penelitian
dengan
mengklik

tombol
show
 ,
dan
menghapus
data
penelitian
dengan
mengklik
tombol
delete
 .

Revision
1.0

Membuat
atau
Mengubah
Data
Penelitian



Untuk
membuat
atau
mengubah
data
penelitian
dari
pakar
yang
bersangkutan,
anda

harus
mengisi
Judul
Penelitian,
memilih
Tahun
Penelitian
dan
Status
Penelitian,
serta

mengisi
Keterangan
Penelitian.

Revision
1.0

Menu
Statistik
Data
Pakar

Anda
dapat
mengklik
menu

 ,
untuk
melihat
statistik
kepakaran

yang
terdapat
pada
lingkungan
Universitas
Indonesia.
Pengukuran
statistik
kepakaran

tersebut
 dilihat
 dari
 Fakultas,
 Jenis
 Kelamin,
 Jabatan,
 Bidang
 Unggulan,
 Bidang

Kepakaran,
dan
Jenis
Publikasi
yang
telah
dikeluarkan.


Revision
1.0

Data
Statistik
Sesuai
Fakultas

Berikut
adalah
tampilan
Statistik
Data
Pakar
Berdasarkan
Fakultas.


Revision
1.0

Data
Statistik
Sesuai
Jenis
Kelamin

Berikut
adalah
tampilan
Statistik
Data
Pakar
Berdasarkan
Jenis
Kelamin.


Revision
1.0

Data
Statistik
Sesuai
Jabatan

Berikut
adalah
tampilan
Statistik
Data
Pakar
Berdasarkan
Jabatan.


Revision
1.0

Data
Statistik
Sesuai
Bidang
Unggulan

Berikut
adalah
tampilan
Statistik
Data
Pakar
Berdasarkan
Bidang
Unggulan.


Revision
1.0

Data
Statistik
Sesuai
Bidang
Kepakaran

Berikut
 adalah
 tampilan
 Statistik
 Data
 Pakar
 Berdasarkan
 Bidang
 Kepakaran
 Secara

Umum.

Revision
1.0

Bagan
yang
ditampilkan
adalah
bidang
kepakaran
menurut
kode
dewey
secara
umum,

untuk
 melihat
 detil
 dari
 bidang
 kepakaran
 menurut
 kode
 dewey
 tersebut,
 dapat

mengklik
link
yang
terdapat
pada
setiap
nama
bidang
kepakaran
secara
umum
tersebut.

Data
Statistik
Sesuai
Jenis
Publikasi

Berikut
adalah
tampilan
Statistik
Data
Pakar
Berdasarkan
Jenis
Publikasi.


Revision
1.0

Pencarian
Data
Pakar

Untuk
 melakukan
 pencarian
 yang
 lebih
 luas,
 anda
 dapat
 mengklik
 tombol

,

pada
pencarian
ini
anda
dapat
mencari
pakar
sesuai
dengan

nama,
Departemen,
Fakultas,
Bidang
Unggulan,
Bidang
Kepakaran,
Publikasi,
dan
Jenis

Publikasi.


Anda
 dapat
 melakukan
 pencarian
 dengan
 mengetik
 kata
 di
 dalam
 kotak
 yang

disediakan,
dan
pencarian
yang
dilakukan
bersifat
live
search,
sehingga
anda
tidak
perlu

mengklik
tombol
lagi
dalam
melakukan
pencarian.

Revision
1.0

Pengguna
Sistem

Anda
dapat
mengklik
menu
 ,
untuk
melihat
daftar
pengguna
sistem

yang
tersimpan
di
dalam
sistem
ini.



Anda
 dapat
 menambahkan
 pengguna
 baru
 dengan
 mengklik
 tombol

,
 
 anda
 juga
 dapat
 mengubah
 data
 pengguna
 sistem
 dengan

mengklik
 tombol
 edit
 ,
 dan
 anda
 dapat
 menghapus
 pengguna
 sistem
 dengan

mengklik
tombol
delete
 .

Revision
1.0

Membuat
atau
Merubah
Data
Pengguna
Sistem


Untuk
membuat
atau
merubah
data
pengguna
sistem,
anda
harus
mengisi
Login
yang

akan
 digunakan
 pengguna
 tersebut
 untuk
 masuk
 ke
 dalam
 sistem,
 E‐Mail,
 Password

yang
akan
digunakan
pengguna
tersebut,
dan
memilih
Peran
untuk
pengguna
tersebut.

Peran
yang
terdapat
pada
sistem
ini
ada
dua,
yaitu:

1.
Administrator

Memiliki
seluruh
hak
akses
dan
dapat
menambahkan
pengguna
sistem
serta
pemetaan

kode
dewey
yang
belum
tersimpan
di
dalam
sistem.

2.
Author

Memiliki
akses
seperti
Administrator,
akan
tetapi
tidak
memiliki
akses
untuk
mengubah

ataupun
 menambah
 pengguna
 sistem
 ,
 serta
 tidak
 memiliki
 akses
 untuk
 membuat,

merubah,
ataupun
menghapus
pemetaan
kode
dewey.

Revision
1.0

Pemetaan
Kode
Dewey

Anda
dapat
menambahkan,
mengubah,
dan
menghapus
kode
dewey
yang
menentukan

bidang
kepakaran
suatu
pakar,
dengan
mengklik
menu
 .


Untuk
mengubah
data
kode
dewey
dapat
anda
lakukan
dengan
mengklik
tombol
edit

,
 untuk
 menghapus
 data
 kode
 dewey
 anda
 dapat
 mengklik
 tombol
 ,
 untuk

Revision
1.0

melihat
 detil
 dari
 kode
 dewey
 anda
 dapat
 mengklik
 tombol
 show
 ,
 dan
 untuk

menambahkan
 data
 pemetaan
 kode
 dewey,
 anda
 dapat
 mengklik
 tombol

.

Membuat
atau
Merubah
Data
Pemetaan
Kode
Dewey


Dalam
membuat
atau
merubah
data
pemetaan
kode
dewey,
anda
perlu
mengisi
Kode

Dewey
yang
merupakan
nomor
dari
kode
kepakaran
yang
ingin
dimasukkan,
Klasifikasi

merupakan
deskripsi
dari
kode
tersebut,
dan
memilih
klasifikasi
utama
dari
kode
yang

dimasukkan,
dalam
hal
ini
000,
100,200,
…
,
900.
Untuk
detil
pengertian
kode
dewey

dapat
dilihat
pada
panduan
mengenai
kode
dewey
yang
dilampirkan
dengan
dokumen

ini.


WELOCOME TO BLOG


Click here for Myspace Layouts